Seorang ibu sepuh memberi keluarga kami buah tangan salep Purol. “Ini asli, dari Belanda. Pasti mujarab,” katanya.
Lalu ingatan saya pun kembali ke masa kecil. Selain bedak, ada pula salep dengan bau khas. Salepnya memang manjur untuk mengatasi gatal bekas gigitan nyamuk dan serangga lain.
Setelah salep dalam cepuk tipis itu habis saya mencari pengganti di lapak daring. Ternyata banyak. Hampir semua dengan atribut “Purol Nederland”.
Hanya beda dalam desain, salep pesanan itu memang menggunakan bahasa Belanda. Terbikin oleh Labori International B.V, Breda, bukan PT Prodenta Indonesia di Surabaya. Oh, berapa banyak orang Indonesia di bawah 60 tahun yang masih paham bahasa bekas penjajah?
Purol termasuk jenama lawas, tapi hanya berjejak di benak orang berusia 35 ke atas. Begitu kuatnya jenama itu sehingga diabadikan sebagai tato. Lucu juga sih.
2 Comments
si empunya tato minyak tawon itu pernah datang ke Langsat, paman. temannya Sutra.. 🤣
Oh begitu? Waaa sayang saya ndak ketemu beliau