Serbalusuh untuk daster, kaus, dan sarung katanya adem dan nyaman. Secara visual sih tak enak di mata pasangan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Mungkin ini gurauan para pakde sepuh dan simbah kakung. Mereka sebenarnya sebal lihat istri pakai daster lusuh. Apalagi selama Covid-19 para bude dan simbah putri di rumah terus.

“Ngapain dandan, kan di rumah terus? Tamu juga nggak ada, ” kata Bude Gentong.

“Kalo jalan pagi ya nggak dasteranlah,” sahut Bude Teko.

Pagi itu lima ibu sepuh jalan santai, renggang sesuai protokol Covid-19, lalu singgah, hanya di depan gerbang rumah Kamsi, ngobrol dengan nyonya rumah.

Kamso yang nongol belakangan tak tahu topik pembuka sebelumnya, dia hanya dengar mereka membahas daster.

“Kalo Jeng Kamsi pagi udah rapi. Nggak dandan tapi nggak dasteran kayak kita-kita,” sergah Bude Kotak.

“Nggak juga. Kalo pagi di rumah udah dandan itu cuma ada di sinetron dan drama TV,” sahut Kamsi.

“Mas Kamso seneng dong istrinya ndak ngelemprot,” timpal Oma Thermos, mencoba melibatkan satu-satunya pria dalam forum itu.

Kamso menjawab, “Para bapak juga sarungan atau koloran ama kaus kalo pagi, kayak saya.”

“Emangnya kalo perempuan dandan, para bapak tambah sayang? Masa muda udah lewat. Udah nggak bisa. Daster lawas itu nyaman, adem. Kayak sarung dan kaus lawas para bapak,” Bude Bohlam mengunci topik.

¬ Sumber gambar asli: Shopee dan Pinclipart.com

2 thoughts on “Daster lusuh yang dikeluhkan para suami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *