Seperti dari umumnya toko kelontong, kemarin saya mendapatkan secarik kertas bukti pembayaran yang diisi tulisan tangan dari salah satu pelapak Tokopedia. Mirip yang diberikan oleh sebagian penjual makanan jejaring Gofood, misalnya nasi goreng Kebon Sirih yang menggunakan kata “dimari” itu.
Biasanya pelapak daring menyertakan kertas cetakan komputer yang distempel. Tapi kali ini, eh untuk kesekian kali, saya menerima kertas dengan tulisan tangan. Ada sentuhan manusia di sana.
Orang yang kenyang, dan cermat, memeriksa aneka bon, setruk, kuitansi, faktur, invois (saya baru tahu, ada kata ini di KBBI), dan entah apalagi ragamnya, adalah para auditor. Pada era pra-Gojek, gerenjeng bukti bayar sewa ojek seharian dengan coretan ala resep dokter pun mereka proses.
2 Comments
nota dengan tulisan tangan seperti ini, kira-kira sampai kapan akan bertahan ya, paman? apalagi sekarang ada printer portable yang bisa dihubungkan ke ponsel dengan bluetooth
Untuk perdagangan konvensional masih akan ada hingga lima tahun mendatang. #sotoy
Tapi kalau semua transaksi secara daring, via ponsel, tahun depan bon sudah punah karena aplikasi membuatkan bon digital sbg gambar.
#sotoylagi