Setiap terima SMS berisi tawaran dari nomor ponsel tak dikenal — sebagian dengan menyapa nama lengkap saya — saya pun mengebloknya sekalian memasukkannya ke dalam daftar pengirim spam. Tentu kalau dari kurir tak saya blok.
Saya tak tahu, setiap kali sebuah nomor mengirim pesan yang sama seratus kali, berapa banyak penerima yang merespons*. Namun tampaknya mereka gigih. Meskipun ada pembatasan pemilikan nomor per orang di setiap operator, mengaktifkan nomor baru toh gampang.
Kalau tawaran dilakukan via telepon, saya punya tiga jawaban. Pertama: bilang nggak, maaf, terima kasih. Kedua: bilang bahwa sesama telemarketer dilarang saling memprospek. Ketiga: khusus untuk tawaran KTA saya bilang senang dan tertarik kepada semua kredit tanpa angsuran — bukan tanpa agunan.
Saya teringat soal spam itu karena tadi membaca sahutan terhadap jawaban Sandalian untuk cuitan Kemenkominfo.
SMS n telemarketer spam judi onlen, KTA, dll urusin lah @kemkominfo . Disuruh daftar nomor, ktny biar aman. Lah aman apaan. Klo diblok smua nomor ga dikenal, ntr babang gojek nganter paket kena blok donk. Tolong lah beresin.
— Miko si Anak Manis Paling Manis (@frikarashi) June 12, 2020
*) Cuma direspons belum tentu diikuti pembelian, apalagi respons berisi amarah
One Comment
soal spam ini, saya tidak pernah mendapat spam apa pun dari Vodafone (operator yang saya pakai), kecuali informasi terkait akun dan layanan (misal paket data habis dsb). sementara XL (masih saya gunakan), saya masih menerima SMS spam, setiap hari. 😩