Lelucon lawas di kalangan pekerja kreatif memang begitu. Hari ini pesan, kemarin sudah di tangan. Nanti minta revisi, tadi sudah jadi.
Bagaimana pun klien punya kuasa karena mereka membayar. Kalau bisa mengerjakan sendiri, buat apa mengorder ke orang lain. Lebih baik jika waktu dan tenaga untuk hal lain yang lebih menghasilkan uang.
Kalau si orang (sok) kreatif tak mau diatur, silakan jadi seniman pol, hanya membuat apa saja yang dia suka dan ingin. Sebagian penulis naskah dan desainer telah melakukannya: bikin puisi dan fiksi, membuat lukisan sesukanya. Syukur apabila jadi rupiah.
2 Comments
hal ini sepertinya tidak berlaku untuk Jerman, paman.. urus apa-apa harus ada kontrak dulu, mau revisi, ada klausalnya tidak? menuntut ini itu, sesuai kontrak, tidak? 🤭
di Jerman, konsumen bukanlah raja. konsumen dan penyedia jasa sama derajatnya, sama-sama butuh, jadi tidak perlu kaget atau sakit hati kalo misal ke toko, kesannya “nggak ramah”.. 🤭
Orang Jerman memang lugas, zakelijk. Nggak bisa menoleransi keterlambatan. Hahahaha.
Bisa buat cerita di blog tuh Zam soal kesetaraan produsen dan konsumen.