Daripada beli jeruk peras di pasar lebih mahal, dan memperberat sepeda, harus bermasker pula, lebih baik belanja daring. Lebih murah.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Beli jeruk peras secara online lebih murah dari pasar dan Carrefour

Sebagai pemeras, tanpa sandangan terduga maupun tersangka apalagi terdakwa maupun terpidana, saya mendapatkan jeruk murah lagi. Ini pemesanan ketiga, dari lapak daring, sebuah warung sayur dan buah di Lubang Buaya, Jaktim.

Beli jeruk peras secara online lebih murah dari pasar dan Carrefour

Setelah paket saya terima dari Mas Grab, barangnya saya timbang. Pakai timbangan digital buat badan sih*. Anggap saja timbangan itu akurat karena hasil pengukuran sering memberi rasa lega. Data kuantitatif memberikan tafsir kualitatif, yakni kelegaan, yang sebenarnya bisa dipaksa terukur dengan skala. Pokoknya yang namanya data bisa dibilang bagus kalau sesuai aspirasi dan imajinasi bahkan halusinasi kita.

Beli jeruk peras secara online lebih murah dari pasar dan Carrefour

Nah, hasil pengukuran timbangan badan memberikan berat kotor 5,5 kg, padahal saya pesan 5 kg. Dalam pembelian sebelumnya juga begitu. Selalu lebih. Saya berharap si penjual itu memang budiman, atau budiwati, bukan karena timbangan dia belum dikalibrasi oleh petugas Kemendag.

Harga per kg di lapak daring ini masih Rp2.500. Tiga hari lalu saya berbelanja ke Pasar Kecapi, harga jeruk peras pasca-Lebaran jadi Rp15.000, naik Rp2.000 – padahal kecil dan sudah pada menguning. Entah berapa harga di warung lain setelah Idulfitri, yang biasanya Rp16.000 – Rp18.000 per kg. Kalau di Transmart Carrefour Lebakbulus sih pernah Rp25.000 per kg.

Moral cerita: persaingan terbuka di antara pedagang itu bagus – asalkan sesuai aturan main. Pembeli bisa memilih.

*) Barang saya timbang dengan menggeser mundur karena selain panjang bidang kardus melebihi telapak kaki, juga supaya angka terlihat. Kalau kardus menutupi angka, yang tak berubah sekian detik setelah kardus saya angkat, hasilnya malah 5,8 kg.