↻ Lama baca < 1 menit ↬

Mata angin dalam benak publik dan THR

Memes seputar THR, tepatnya THR Lebaran karena beredarnya sekarang pas Ramadan, menggiring ingatan saya ke arah dua hal.

Pertama: masih banyak orang peduli mata angin, padahal di Google Maps, pada bukaan awal sebelum ambil rute, kadang lebih penting ke atas, kiri, kanan, bawah. Bukan utara, timur, selatan, barat – apalagi tenggara dan barat daya.

Kedua: Nama THR, sebagai taman hiburan rakyat, masih melekat padahal nama tempatnya di sejumlah kota mungkin sudah berganti. Di Jakarta, unsur nama THR untuk Lokasari, Mangga Besar, hanya ada di peta. Bukan di memori kolektif masyarakat Ibu Kota yang mayoritas pendatang.

Hari gini kalau menamai sebuah tempat hiburan baru sebagai THR pasti dianggap ndesit bin kamso lagi arkais. Tidak menjual sama sekali.

Kata “rakyat” hanya laku untuk propaganda politik.