Pokoké obah. Kemrigret luwih apik. Pokoknya bergerak. Berkeringat lebih baik. Kawan saya selalu menasihati rekan sebaya begitu. Saya pun setuju.
Kemarin di radio Most FM saya mendengarkan nasihat serupa. Bergeraklah meski hanya gerakan kecil selama stay at home karena PSBB Covid-19. Selingilah dengan berdiri saat bekerja.
Gampang diucapkan, tapi apakah gampang dilakukan? Asal niat ya gampang.
Di kantor lama maupun terakhir saya kerap melakukan sesuatu tidak secara efisien. Misalnya bawa piring dan gelas ke dapur bisa piringnya dulu, supaya bisa balik lagi ke meja yang sebelumnya untuk makan. Barang yang sekali tumpuk bisa sekali angkut kadang saya jadikan dua kali angkut.
Di kantor terakhir seingat saya hanya dua kali saya menggunakan meja troli milik OB, untuk memindahkan sebelas botol karaf berisi ikan cupang yang baru saya ganti airnya, ke meja bar panjang, kemudian saya lap dengan tisu dapur. Saya melakukannya karena mengejar waktu, sudah ditunggu penjemput.
Setelah itu dari meja panjang saya angkut lagi pakai troli. Biasanya botol-botol saya angkut per dua buah. Mondar-mandir.
Apakah banyak bergerak itu menjadikan saya bugar dan gagah perkakas? Nggak sih. Apalagi kalau saya tak banyak gerak.
Di rumah, saya juga begitu. Selalu ambil selingan dari depan laptop untuk ke teras. Sambil ngeblog seperti posting ini. Tentu jalan kaki dan bersepeda dekat, misalnya berbelanja, juga perlu.
Foto: Pxhere.com (CC0 Public Domain)