Kemasan dus menceng ini bagi saya istimewa. Kalau isinya yang berbentuk kantong piramida teh celup sih sudah agak biasa. Saya mendapatkannya dari flash sale. Resminya Rp74.000 tapi saya cukup bayar Rp29.000.
Tak hanya menceng. Salah satu sudut dibikin cekung sedikit, mirip penyok, tapi rapi. Kesengajaan yang nakal. Saya tak tahu bagaimana cara rumah desain meyakinkan klien.
Setelah saya baca dengan agak saksama, teh celup rasa persik dan mangga ini ternyata barang legal. Unilever Indonesia mendatangkannya dari Polandia.
Ah, persik. Jarang orang menyebutnya. Lebih sering saya mendengar peach. Bilang persik dianggap jadul. Atau malah dikira membahas biduanita dangdut.
Memang sih tak semua nama buah asing sudah ada padanan maupun serapan Indonesia yang pas. Misalnya grapefruit yang tak mirip anggur itu. Mau disebut apa coba?
*) Bukan posting berbayar
One Comment