↻ Lama baca < 1 menit ↬

Beberapa undangan yang saya terima ada yang bergaya jadul sebagai surat pos, lengkap dengan prangko dan cap. Versi kartu pos, bukan warkat pos seperti ini, juga pernah saya terima.

Oh, apa tadi? Warkat pos? Ehm, ketika pos masih jaya sampai tahun 1980-an pun jarang orang menggunakan warkat pos.

Warkat pos itu berupa kertas lipat berprangko, bagian dalamnya polos untuk ditulisi. Ada lidah di tepian kertas untuk merekatkan kertas setelah dilipat. Ya, mirip kuesioner dari penerbit koran dan majalah yang ada sampai tahun 2000-an.

Ketika Indonesia meninggalkan warkat pos, surat dari luar negeri masih ada yang berupa kertas lipat itu.