↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apa pun cara pengudap memesan makanan dan minuman, yang penting ada tembusan alias carbon copy. Pramusaji dan dan pembeli sama-sama mengecek. Ketika pengudap akan membayar juga mengecek lagi. Siapa tahu tertukar dengan tagihan meja lain.

Kalau pramusaji memasukkan pesanan pengudap (secara lisan) ke dalam gawai, urusan akan lebih praktis. Menyalin tulisan di kertas pesanan ke komputer juga bisa. Yang penting ada tembusan. Kasir dan dapur juga memegang pesanan.

Dengan cara kuno mestinya juga bisa. Kertas pesanan rangkap tiga. Tapi setahu saya tak ada yang melakukan.

Yang paling utama adalah komunikasi dan sama-sama jujur – serta ingatan masih tajam. Tanpa kertas pesanan juga tak masalah kok.

Ada juga cara aneh dan saya menuruti ajakan kedai untuk curang. Penjual swike punya dua kertas pesanan. Untuk menu lain ternyata tak terdaftar di dinas pendapatan. Saya bebas dari pajak restoran. Hal itu saya ketahui setelah selesai makan.