Judul tadi salah. Mestinya “tètèg” (palang lintasan sepur) , bukan “tètèk” (payudara). Dalam bahasa Jawa bandhèk yang membedakan bunyi penutup suku kata “g” dan “k”, kedua arti kata tadi tak dapat dipertukarkan. Kalau “thèthèk” itu lain lagi. Semacam nongkrong, menurut wong Yogya/Yoja (atau Jogja?).
Yang Pedas dari Tètèk
▒ Lama baca < 1 menit
2 Comments
Setelah pindah ke Jabodetabek
Jadi kenal kue teteg :)
Kue tètèg atau kue tètèk? 😀