↻ Lama baca < 1 menit ↬

Penampilan tabloid Toentas ini, terutama logonya, mengingatkan saya kepada tabloid Detik-nya Erros Djarot yang bersama Tempo dan Editor diberangus Orde Baru pada 1994. Logo tabloid yang juga dikelola oleh Budiono Darsono (kemudian mendirikan detik.com) itu secara tipografis tampil sebagai “DëTIK”. Lalu kenapa “toentas”, bukan “tuntas”? Saya tak tahu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *