↻ Lama baca < 1 menit ↬

Merepotkan jika orang bawa duit tunai banyak, kecuali ingin menunjukkan bahwa kapasitas dompetnya luar biasa. Ah, saya jadi ingat dua hal. Pertama: alat gesek kartu kredit model lama, yang memanfaatkan cetakan embos pada kartu. Si kasir kadang harus memeriksa daftar negatif kartu atau menelepon penerbit kartu. Kalau di Eropa, dulu, pengantar mobil Avis cukup menggesekkan pensil di tempat konsumen menunggu, tanpa membawa POS machine. :)

Kedua: begitu memuliakan kartu kredit sehingga ada restoran di Jakarta yang menolak pembayaran dengan uang tunai dan debet. Aneh juga. Mungkin juragannya bersetia terhadap kata “kredit” yang berarti “kepercayaan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *