↻ Lama baca < 1 menit ↬

Abaikan dulu foto ber-setting jemuran yang tentu saja tidak glamorous ini. Inilah ceritanya: dalam keremangan ruang, saya kaget ketika seorang narablog tersohor masuk, cengar-cengir, mencangking rok seragam SD. Saya pikir dia membelikan untuk anaknya, karena ukurannya kecil. Dengan bangga, narablog pemuja Farah Quinn itu bilang bahwa yang dicangkingnya adalah rok sang idola ketika difoto untuk majalah GO milik GoodYear. Anehnya,  foto yang termuat dalam majalah tak menampilkan rok  merah itu. Kalau kemben ada.

“Tapi ini punya Farah Quinn,” kata sang pesohor.

“Emang napa?”

“Memorabilia ini! Ada kertas sama spidol?”

“Emang pernah dia pakai? Kalo pernah, emang nggak di-laundry dulu?”

“Lho yang penting Farah Quinn, Mas Paman,” sergahnya dengan berbinar seolah mengantongi rembulan dan bintang.

“Kenapa bukan wardrobe lain yang dipakai buat photo session? Yang lebih melekat di tubuh gitu…”

“Wah anu anu anu anu….”

Tanpa tanda tangan atau pendukung otentisitas lainnya maka belum layak memorabilia. Tapi seorang narablog lain, yang mengetahui proses pemotretan, bersaksi bahwa rok kekecilan alias kemben itu memang memorabilia. Terserahlah, tapi kenapa itu ditinggal di Langsat?

Kalau Anda mau silakan kontak si narablog teman saya itu. Dia sendiri tak berani membawanya pulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *