↻ Lama baca 2 menit ↬

MEMANG BEGITULAH SEJARAH, MBAH. :D

gantungan kunci yusro ms

Gantungan kunci teman saya itu mengingatkan saya kepada beberapa orang. Ketika usia bertambah, dan angka empat menjadi pembuka, mereka pun mulai resah.

Ada yang gelisah karena selewat usia 40 kariernya belum berkembang. Catatan: karier diartikan pangkat dan jabatan — plus, tentu, gaji berlimpah.

Ada yang merasa gagal karena hidupnya belum sukses. Ukuran sukses? Antara lain mampu menyekolahkan anak ke luar negeri.

Ada yang merasa semakin redup. Penyebabnya: belum mendapatkan pasagan hidup. Padahal bagi wanita, konon, setahun pertambahan usia berarti seratus pertambahan pesaing dari kelompok usia yang jauh lebih muda.

Lebih muda tak hanya lebih segar dan cantik tapi juga lebih subur, belum gabug. Pejantan tua pun, jika ingin beroleh anak, memilih pasangan yang menjanjikan. Bukan soal bercintanya, karena laboratorium siap membantu pembuahan.

Baiklah, angka empat bisa diganti tiga. Bagi orang tertentu itu bisa biasa saja, tapi bagi orang lain adalah meteran untuk becermin.

Hari-hari lalu, tepatnya belasan tahun lampau, teman-teman saya meledek sejawat yang lebih tua sebagai hiburan, tanpa sadar bahwa faktor “U” (usia, uzur, uh kasihan) juga merambati semua orang. Tapi giliran itu akhirnya tiba juga. Yah itulah sejarah: selalu berulang.

Ketika usia kian menanjak, berkumpul dengan orang yang (jauh) lebih muda hanya akan menjadi tertawaan atau malah sasaran penghormatan yang berlebihan. Intinya sama-sama tak mengenakkan. Itulah kekhawatiran mereka yang lagi krisis dalam usia matang, tapi tanpa kepribadian matang. :D

Lantas bagaimana? Jalani saya, kawan-kawan. Misalkan ada klinik merangkap salon yang bisa menyulap seorang pria 40+ menjadi berwajah likuran tahun, tanpa kantong mata dan tanpa gembleh rahang, itu pun percuma.

Apa artinya tampang bak usia 21, tapi setiap kali jelang atau usai santap saat berkencan langsung membuka kotak pil hipertensi, diabetis, asam urat, lalu topik utamanya tentang pensiun dan “kelakuan anak-anak muda sekarang”?

Apa artinya terkemas sebagai wanita lajang segar di bawah 30, padahal fungsi ginekologis sudah mendekati menopause? Ada teman (pria) bilang, “Oh kalau ini penting…”

Pesan saya: ah sudahlah. Jalani saja. Menjadi tua itu anugerah, dengan konsekuensi anu jadi gerah. Setiap orang akan mengalaminya — kecuali mati muda.

Too old to rock n’ roll but too young to die. Sambungannya: old rockers never die, they’re just… Halah. Itu hanya sihir semu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *