SIAPA YANG BACA? BERAPA YANG PEDULI?
Seperti lift hotel dan mal, saya membatin. Dalam lift itu dindingnya ditempeli materi promosi sejumlah acara. Tampaknya tak semua orang memperhatikan aneka promo itu. Penumpang lift di rumah sakit itu lebih suka menghadap ke pintu dan memunggunggi majalah dinding.
Tapi, eitss… nanti dulu. Ternyata ada juga iklan lowongan, sejak pos untuk programer, dokter, sampai juru masak. Sayang mereka tak butuh blogger.
Bagi saya iklan lowongan ini menarik. Jarang yang melakukannya. Kantor-kantor yang liftnya meniru hotel pun jarang memasang iklan lowongan. Lebih sering mereka mempromosikan produk dan kegiatan ineternal.
Sebuah markas penerbit majalah di Jakarta Barat, misalnya, sering memanfaatkan lift sebagai media. Sekujur dinding dan pintu liftnya, luar maupun dalam, sering ditutupi stiker cetak digital berilustrasi komik. Malah kampanye untuk meningkatkan kinerja karyawan dan membangun kultur kerja pun dilakukan dengan pesta grafis dalam lift. Tapi tidak untuk iklan lowongan.
Lantas bagaimana dengan lift sebuah rumah sakit di Bekasi itu?
Jumlah lift untuk lima lantai hanya ada dua dan sering penuh. Kurang kesempatan bagi penumpang untuk membacanya. Hanya orang iseng tapi niat yang menyempatkan diri untuk menyimak apalagi memotretnya. Harus menunggu sepi sambil menyiapkan jurus diplomatis untuk menghadapi satpamwan. :D