DARI MANAKAH MEREKA MEMETIK HIKMAH?
Sudah kerap Anda jumpai. Itu lho tulisan pada truk — dan hanya tulisan, tanpa gambar. Dalam sekejap Anda langsung dapat melaporkan hasil temuan — tepatnya: hasil ingatan Anda.
Kemarin saya jumpai tulisan lucu itu. Rindumu tak seberat muatanku. Lucu, ngeselin, romantis, melankolis. Sebuah ratapan jalanan.
Mestinya saya bergaul-maul dengan para sopir mobil boks supaya bisa menyerap keluh-kesah maupun kebanggaan mereka. Hanya dengan itu saya dapat lebih memahami “dunia teks” mereka.
Karena saya belum mencebur ke sana maka yang berlangsung hanyalah lamunan pada saat membelah kemacetan. Salah satunya adalah ini: apakah para juragan tahu bahwa truknya dicoreti semaunya oleh sopir.
Misalkan bukan juragan ya kepala bagian kendaraan atau yang lebih atas yaitu kepala bagian umum yang sering punya selingkuh dengan jenderal itu. Namanya juga general affairs kan?
Saat melamun itu tiba-tiba pikiran aneh menyeruak. Saya membayangkan diri jadi kepala bagian kendaraan. Saya akan bikin peraturan yang melarang pencoretan armada tanpa izin. Baik isi teks maupun tipografi harus setahu saya — apalagi gambar.
Bersamaan dengan hardikan klakson dari belakang, saya membayangkan satu hal. Ada sopir yang mencoreti truknya dengan “Niat hati menulis apa daya bos bengis”. Huh!