↻ Lama baca < 1 menit ↬

DI MANAKAH BATAS BEKERJA SAMA DENGAN PERUSAHAAN & PENGUSAHA?

mapolresta salatiga disponsori pengusaha

Saya risih ketika mendapati papan penunjuk markas polisi dan pos polisi dibuatkan oleh sponsor. Untuk kasus Salatiga, itu dibuatkan oleh Djarum, produsen rokok.

Saya perokok tapi menoleransi kaum antitembakau. Saya sangat mendukung upaya kumpeni dalam pemasaran, sebab jika produknya laku maka dia bisa mengupah buruhnya dan memberi lebih kepada masyarakat.

Saya sering mendengar bahwa dana operasional polisi — dan bahkan gaji resmi polisiwan — itu tak memadai. Tapi sebegitu miskinnyakah polisi sehingga untuk membuat papan nama berupa kotak neon pun harus diongkosi oleh pihak lain?

Membantu, menyumbang, atau bermitra, atau apalah, berarti memberi. Setidaknya menanamkan utang budi. Maka dari kacamata pemberi sah saja jika suatu saat dia minta perlakuan khusus.

“Kendaraan operasional, gue yang sediain. Bangun gedung, gue yang bantu. THR, gue juga yang ngasih. Wajar dong kalo gue minta pengertian,” begitulah kira-kira yang saya nyatakan jika saya berposisi sebagai penyumbang polisi.

Begitu kuatnya saya sehingga — ini hanya misal, lho — anak buah saya, yang memimpin penyerbuan ke kantor majalah, pun punya akses ke petinggi polisi cukup via ponselnya, bahkan itu ditunjukkan ke polisiwan rendahan.

Ketika anggaran dirasa cupet, dan kesejahteraan pegawai diyakini rendah, maka godaan setiap instansi (tak hanya polisi) untuk bermain dana taktis, meraup penambal dari bisnis, dan kutip duit dari sana-sini, akan sulit dilawan.

Celakanya kalau kebiasaan itu kadung melekat, padahal anggaran sudah ditambah, dan gaji jadi dinaikkan, maka angka yang dimainkan juga membesar.

Maafkan saya jika terlalu jauh berandai-andai, penuh prasangka pula. Tapi mumpung masih dalam suasana Hari Bhayangkara — sampai kemarin beberapa kantor polisi masih mementaskan musik — izinkanlah saya menyampaikan ucapan selamat dalam cara saya. Cara gombal. Saya kan (juga) cinta (dan butuh) polisi. Bener lho, Ndan! Lapan anem! Gombal dua silakan masuk!

mapolresta salatiga disponsori pabrik rokok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *