↻ Lama baca < 1 menit ↬

MAAFKANLAH KETIDAKMAMPUAN SAYA…

peramal

Duh, banyak yang bertanya tentang ramalan nasib, terutama jodoh kepada saya. Selain melalui isian kontak adalah via boks komentar pada tulisan tentang zodiak.

Sungguh, saya tak paham ramal-meramal. Bahkan meramal nasib saya sendiri pun tidak bisa. Yang lebih sering terjadi, saya malah takut diramal. Seorang pembaca rajah, tanpa saya persilakan, pernah menyatakan bahwa saya tak mungkin kaya, dan… terbukti.

Sempat terpikir untuk diramal orang lain. Tapi saya takut, revisinya malah berbunyi, “Tak mungkin kaya? Itu salah! Ngawur! Yang benar, Anda itu bakal kere selamanya.”

Tentang ramalan jodoh, dengan segala maaf, saya heran karena hampir semua penanyanya wanita. Soal ketersediaan jodoh (lebih khusus lagi: suami atau istri), setahu saya tak hanya wanita. Lelaki juga mengalami. Tapi kesan saya selama ini lelaki tak menderita (atau menyembunyikannya) jika masih jomblo.

Untuk pria maupun wanita ada yang menjomblo karena terpaksa. Ada juga yang karena pilihan karena menganggap kelajangan sebagai kenikmatan dan kemerdekaan. Bisa juga di luar tegar, tapi hati merintih.

Bagaimana peruntungan seseorang, termasuk soal perjodohan, saya tak tahu. Maka maafkanlah bila saya tak dapat menjawab.

Tentang rezeki, saya hanya bisa bilang bahwa hemat — bahkan kikir — itu baik dan perlu. Sedikit okol boleh, tapi jangan tamak.

Perihal kesehatan, asal cukup istirahat, rajin berolahraga, banyak menyantap buah dan sayur, semoga saja sentosa senantiasa.

Soal pasangan hidup, jawaban saya standar tapi ngeselin: kalau sudah ketemu yang cocok pasti jadi.

Kapan, di mana, dan dengan cara apa bertemu jodoh, mana saya tahu. Maafkanlah saya. Kalau saya bisa meramal tentu akan bikin blog ramalan — tanpa ramalan cuaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *