↻ Lama baca < 1 menit ↬

BOLEH PILIH: KEPALA KEJEDUK BETON ATAU KEPENTUNG TONGKAT LOGAM.

escalator and stick in plaza blok m jakarta

Apakah manusia termasuk satwa yang kadang harus dididik dengan sedikit rasa sakit? Selain menanya Golda Safarina dan Tito Animedvet, carilah jawaban di Plaza Blok M, Jakarta Selatan.

Semoga belum pernah terjadi, tapi secara teoritis bisa saja kepala seorang pengguna eskalator tiba-tiba membentur beton gara-gara dia asyik melongok ke samping bawah. Kepala terbentur, padahal eskalator jalan terus, bisa bikin leher patah.

Beberapa tempat perbelanjaan lain, yang eskalatornya memepet beton, hanya memasang tulisan peringatan “awas kepala” pada lembaran polikarbonat tebal.

Tapi yang efektif tampaknya ya tongkat alumunium yang digantung. Seperti di Blok M itu. Begitu “tung!” kepala terpentung ringan maka — semoga — secara refleks pemilik kepala segera memundurkan bola keras pelindung otaknya. Salut untuk pengelola plaza.*)

Bagi saya, eskalator macam ini adalah kesalahan arsitektural dalam bangunan publik. Kalau niatnya membolehkan pengguna mengeluarkan anggota badan, aturlah jarak aman. Kalau niatnya membatasi gerak pengunjung, kandangilah eskalator tersebut.

*) Semoga jawabannya bukan, “Lho, kami nggak sengaja. Itu cuma gagang dekor yang tertinggal.”

2 thoughts on “Pentungan Pengingat, Utamakan Selamat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *