Berita buruk memang bisa kita hindari — tapi apakah bisa selamanya?

Sebagian orang secara sadar tak mengikuti warta aktual, termasuk via media sosial, demi kesehatan mental.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah kita bisa menghindar 100% dari berita buruk? — Blogombal.com

Hari-hari ini media berisi kabar buruk. Bagi siapa? Setidaknya bagi saya. Orang bijaksini bisa bilang, salah sendiri membaca berita. Saya tahu ada lebih dari satu lansia yang tak mengikuti berita apa pun dari radio dan televisi apalagi konten di ponsel. Alasan mereka sama: kalau kita menjadi jengkel, lalu bereaksi, apakah akan memperbaiki keadaan, apakah pemerintah dan sumber masalah peduli?

Bagi mereka lebih penting menjaga dan merawat kewarasan jiwa dan raga. Kabar bagus tentang anak dan cucu lebih berharga. Bahkan saya pun pernah mengingatkan ibu saya, kini 92 tahun, tak usah mengikuti berita daripada cuma bikin kesal. Tetapi kata Ibu, dirinya membutuhkan informasi tentang kehidupan hari ini. Maka dia masih membaca koran, dan mengisi TTS, menerus kebiasaannya sejak dahulu kala.

Apakah kita bisa menghindar 100% dari berita buruk? — Blogombal.com

Begitulah kehidupan hari ini terutama setelah menggunakan internet. Teman saya tak peduli isu algoritma, tapi tahu sekali membuka konten tertentu di Facebook dan TikTok akan dibanjiri konten sejenis.

“Untung aku cuma dapet video masak di FB,” kata seorang ibu, 60+. Tentang suaminya, “Dia nggak follow tapi di IG suka dapet gambar seksi wanita dewasa, bahkan ibu-ibu instruktur senam, ada yang suka bercanda saru. Dia nggak komplain, hihihi. Biarin aja, normal, nggak ngeliat gambar laki macho.”

Apakah kita bisa menghindar 100% dari berita buruk? — Blogombal.com

Perihal berita aktual yang buruk sekarang ini, kenalan saya menasihati, “Cukup kita liat lalu lupain. Kita harus bersyukur kalo mulai pikun. Njenengan yang bermasalah, selalu mikir kenapa terjadi, lalu apa kerjaan pemerintah? Nggak usah dipikirin. Pemerintah juga nggak mikir. Kehidupan kita lebih berharga buat kita urus. Negara mau bubar silakan aja. Buat orang seusia saya nggak penting. Saya mati bakal ada yang ngubur apa nggak kan saya nggak tau. Waktu saya kecil, rumah lantai tanah, nggak ada listrik, koran, TV, tapi sekeluarga tetep hidup.”

Apakah kita bisa menghindar 100% dari berita buruk? — Blogombal.com

4 Comments

mpokb Jumat 3 Oktober 2025 ~ 22.43 Reply

Memang pusing kalau masarakat mikirin pemerentah, padahal pemerentah nggak mikirin masarakat :(

Pemilik Blog Sabtu 4 Oktober 2025 ~ 01.10 Reply

Itulah negara autopilot. Penegakan hukum gak jalan. Bangunan mengabaikan regulasi, lalu roboh, seperti ponpes. Soal radiasi pada hasil laut, kita bergerak karena temuan FDA. Lha wong MBG yang jelas bermasalah saja diambangkan.

Rudy Jumat 3 Oktober 2025 ~ 13.42 Reply

Saya hanya membaca ePaper Kompas. Sesekali buka FB dan Ig yang isinya ya begitu-begitu saja. X sudah sama sekali tidak pernah dibuka. TV hanya dipakai untuk nonton Netflix atau Prime.

Pemilik Blog Jumat 3 Oktober 2025 ~ 20.53 Reply

Bacaan utama saya untuk berita Kompas.id. Baca yang lain kalo Google merekomendasikan atau memang saya ingin tahu lalu mencari

Tinggalkan Balasan