Dari mana datangnya air untuk gerobak makanan?

Ada banyak sisi kehidupan ekonomi informal yang kadang kita abaikan, kecuali kita pedagang.

▒ Lama baca < 1 menit

Gerobak makanan ambil air dari keran toko, setahu pemilik toko - Puri Gading, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Iseng saja, siang itu saya mengamati keran pada teras toko di sebuah blok ruko di area saya. Lalu datanglah seorang mbak membawa ember, menghambil air dari keran tersebut. Dia si mbak penjual sei sapi dan ayam yang menggunakan gerobak. Tentu setahu dan seiizin juragan toko. Hal serupa terjadi pada gerobak di pelataran minimarket. Aha! Langsung pikiran saya ke tulisan belasan tahun silam di blog lama: warung tenda dan gerobak punya cara untuk memperoleh air bersih.

Gerobak makanan ambil air dari keran toko, setahu pemilik toko - Puri Gading, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Dua puluh tahun silam, atau malah lebih, sebelum marak lampu LED yang lebih hemat energi, saya penasaran dari mana warung tenda dan gerobak makanan di Jalan Gajah Mada, Jakbar, memperoleh listrik. Ternyata salah satu sumber adalah dari toko dan terutama kantor di sana, bekerja sama dengan orang dalam, terutama satpam gedung. Selain menanya pedagang, saya juga melihat arah datangnya kabel. Kalau sekarang saya tidak tahu.

Gerobak makanan ambil air dari keran toko, setahu pemilik toko - Puri Gading, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Hal serupa berlaku untuk air. Ini relatif lebih mudah. Tak harus dari kantor di pinggir jalan besar yang bagian luarnya memiliki keran. Masuk ke gang juga ada kantor dan masjid. Tinggal menenteng ember, bolak-balik bukan masalah. Biasanya itu air untuk cuci piring dan gelas, namun ada juga yang untuk memasak. Namun saat itu ada juga yang membeli air jeriken, dan setelah air galon isi ulang lumrah maka mereka memanfaatkannya.

Gerobak makanan ambil air dari keran toko, setahu pemilik toko - Puri Gading, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Ada banyak sisi kehidupan ekonomi informal yang kadang kita tak tahu karena kurang peduli. Kenapa? Tak langsung bersangkut paut dengan kehidupan kita. Kalau sekarang, gerobak warung memanfaatkan lampu LED dengan setrum isi ulang. Ada juga yang masih memanfaatkan lampu pompa petromaks karena minyak tanah masih dijual. Selain ada pula yang menggunakan lampu berbahan bakar elpiji 3,5 kg.

Tinggalkan Balasan