Kue domino Lebaran, efek domino, dan dwifungsi

Apakah efek domino bisa berlaku dalam militerisme karena tentara tuman?

▒ Lama baca < 1 menit

Inilah yang disebut efek domino — Blogombal.com

Di lebih dari satu grup WhatsApp muncul gambar kue domino untuk berlebaran, dengan keterangan bahwa keluarga si pengirim sedang membuatnya. Fotonya sama. Sungguh kompak.

Kebetulan dalam arsip ponsel saya ada foto domino yang saya jepret sebulan lalu. Saya memotretnya karena iseng setelah menemukan domino dalam kotak kayu itu. Saya dulu, 20 tahun silam, membelinya juga karena iseng. Kenapa? Saya tak piawai bermain gaple apalagi ceki.

Inilah yang disebut efek domino — Blogombal.com

Pernah sih, abad lalu, sebagai tamu saat panen tembakau di sebuah desa di Kutoarjo, Purworejo, Jateng, saya menang gaple, tanpa bertaruh. Namun cukup tiga kali main saya tahu diri lalu berhenti.

Ketiga lawan saya sengaja mengalah untuk menghormati saya yang datang bersama Pak Lurah, untuk meriung malam di halaman tempat warga merajang tembakau diterangi petromaks. Mereka itu sedang berjudi. Bahkan di lingkungan kecil itu pernah ada pemain yang kalah harus menyerahkan tembakaunya.

Inilah yang disebut efek domino — Blogombal.com

Domino mengingatkan saya pada efek domino. Istilah ini kadang disalahartikan sebagai efek berantai kartu yang memanjang berurutan sesuai jumlah dot. Padahal bukan itu.

Inilah yang disebut efek domino — Blogombal.com

Efek domino sebagai istilah yang merujuk ke domino yang bukan kartu melainkan kepingan keras, misalnya dari kayu dan plastik tebal — kalau dibanting bersuara keras. Dalam efek domino, semua keping ditata berdiri. Jika satu keping roboh, keping lain akan roboh berurutan — kecuali jaraknya aman sehingga tak bersentuhan.

Prinsip itulah yang menjadi permainan merobohkan benda secara estafet. Versi yang saya lampirkan adalah buku-buku di suatu sekolah, tetapi bukan di Indonesia.

Dahulu, efek domino dipakai untuk tamsil dalam geopolitik. Pada masa Perang Dingin, berlaku kekhawatiran jika suatu negeri jatuh ke komunis, negeri tetangganya bisa tertulari. Ikut roboh, jatuh ke pemberontak komunis.

Apakah dwifungsi bisa berefek domino, satu pintu sipil dibuka maka pintu berikutnya akan terbuka juga untuk militer? Apakah tentara tidak akan tuman, dalam arti gemar lalu ketagihan, untuk masuk ke wilayah sipil? Termasuk di dalamnya adalah intervensi, bahkan lebih jauh, atas nama hukum terhadap aktivitas daring warga; padahal itu bukan tugas tentara.

Anda mungkin punya jawaban. Tetapi di sini saya mengakui satu hal: foto pertama itu saya edit, memanfaatkan filter dan hasilnya tak masuk akal. Keping paling kiri mestinya tidak blur karena dia yang pertama kali roboh.

Kue domino Lebaran, efek domino, dan dwifungsi — Blogombal.com

Tinggalkan Balasan