“Oh, itu foto waktu kita dulu retret di SMA,” terdengar suara Litty, putri bungsu Kamso dan Kamsi, sedang menelepon.
Bu Melati Jayagiri nyeletuk, “Lho sejak kapan Jeng, anak-anak sekolah niru Prabowo pake retret? Dulu buat menteri, sekarang buat kepala daerah?”
Sebelum Kamsi menjawab, Bu Yasmin Bestari menyergah, “Bu, retret tuh sejak dulu udah biasa di sekolah Katolik. Anak-anak saya juga ikut.”
Lantas Bu Tari Menari menjelaskan, “Nggak cuma di sekolah. Itu dari kata retreat. Di kalangan gereja Kristen dan Katolik udah biasa ada retret, menarik diri dari keramaian dan kesibukan, di tempat sepi, buat olah rohani. Berkhalwat. Kira-kira gitu kalo saya nggak salah tangkap.”
Kamsi tersenyum, “Dan nggak pake seragam tentara maupun baris berbaris.”
Bu Melati mengangguk-angguk, lalu bilang, “Baru tahu saya, Jeng. Lalu kenapa Prabowo pake cara militer di Akmil Magelang?”
“Lha dia kan tentara, alumni sana. Mau bikin brifing ala kamp ya di Akmil, bukan hotel, Bu,” jawab Kamsi.
Kamso yang selesai mandi dan ganti pakaian lalu nongol, kena todong Bu Melati, “Sebenarnya apa masalahnya, Mas Kam?”
Kamso menjawab, “Dari satu sisi nggak masalah, malah wajar. Untuk retret kabinet dulu ditambahkan utusan khusus, kan perlu pembentukan solidaritas korps. Saling kenal, ngerasa senasib, satu tim, latihan kerja sama, nggak ada ego sektoral atau apalah, merasa punya visi dan misi yang sama gitu deh.”
“Berhasil nggak, Mas?” tanya Bu Tari.
Kamsi menukas, “Buktinya ada kasus gas melon, seratus hari menghasilkan demo di mana-mana, hahaha!”
Bu Tari belum puas, “Tadi Mas Kam bilang, dari satu sisi nggak masalah, malah wajar. Terus yang masalah itu gimana?”
“Misalnya PDIP nggak ngambek, ada hampir 500 peserta retret selama seminggu apa efektif? Oke, peserta udah susut 120-an orang, tapi kayaknya tetap kebanyakan deh, Bu. Lagian gak ada garansi bebas dari korupsi.”
“Lha katanya efisiensi?” Bu Melati menggugat.
“Itu udah efisien. Kalo di hotel bintang lima lebih mahal. Kalo diadakan di IKN, pada kemping di hutan, transpornya mahal pol, Bu. Biaya pengamanan dan logistik juga.”
¬ Foto: Detik
2 Comments
Dikasih gawean biar tentaranya nggak pada gabut, soalnya nggak ada perang, Bang Paman
Biar gak gendut kayak polisi.
Kredo pasukan komando adalah tak ada prajurit terlatih, yang ada hanyalah prajurit yang selalu berlatih.
Eh itu juga prinsip musikus, penulis, atlet, dan lainnya ding. 😇