Tentu, pohon sawit ada daunnya, menyerap karbondioksida

Retorika memang harus simpel sehingga mengena, tapi harus edukatif.

▒ Lama baca < 1 menit

Prabowo Subianto tentang perkebunan sawit dan bahaya deforestasi — Blogombal.com

Persoalan perkebunan sawit, apalagi dalam skala besar, itu pelik karena memanfaatkan lahan luas yang sebelumnya hutan. Proses deforestasi selain karena bencana juga bisa karena kerja manusia.

Bahwa Indonesia butuh pangan sekaligus komoditas, itu benar. Lahan kita luas harus dimanfaatkan, itu pun benar. Namun dalam isu penggundulan hutan untuk pertambangan dan perkebunan, juga permukiman, perlu direncanakan secara matang.

Ketika masih menjadi hutan, sebuah kawasan merupakan sebuah ekosistem, sebuah ruang hayati yang saling memberi. Ketika menjadi area monokultur, hanya berisi satu jenis tanaman dominan, tentu beda cerita.

Cara Presiden Prabowo Subianto untuk menyederhanakan urusan vegetasi, yakni daun pohon sawit, semata-mata sebagai penyerap karbondioksida dalam retorika untuk rakyat bukanlah tuturan yang edukatif, apalagi disertai pesan lebih penting perluasan perkebunan.

Bagi rakyat, pesan tersebut dapat dicerna bahwa perkebunan sawit akan menjadi pengganti hutan lalu tak ada masalah. Apalagi ada jaminan aparat keamanan.

¬ Foto: Prabowo Subianto oleh Antara Foto, kebun sawit di Cigudeg, Kabupaten Bogor, oleh Wikimedia Commons CC BY 2.0 Attribution 2.0 Generic

Tinggalkan Balasan