Jangan mengembalikan makanan ke rak warung

Sisa makanan dan turahan makanan itu beda. Keduanya setelah jadi sampah, tingginya hampir 4 kali Monas.

▒ Lama baca < 1 menit

Aturan ambil lauk swalayan di spesial soto Boyolali Puri Gading — Blogombal.com

Saya menduga aturan yang baik lagi benar ini muncul karena dua kemungkinan. Pertama: karena pengalaman, pernah terjadi pengudap soto mengembalikan makanan yang tak jadi dia makan ke rak. Kedua: karena pengandaian, untuk pencegahan.

Apa pun yang menjadi sebab larangan dengan desain grafis rapi dan ejaan bahasa Indonesia yang benar itu, bagi saya penyebab utamanya karena pembayaran dilakukan usai bersantap. Kalau bayar di muka, pengudap cenderung meninggalkan makanan berlebih di meja atau membawa pulang.

Aturan ambil lauk swalayan di spesial soto Boyolali Puri Gading — Blogombal.com

Bagi saya membawa kelebihan makanan saat mengudap adalah langkah bijak. Eh, sisa atau kelebihan?

Bapak saya dulu dalam bahasa Jawa mengajari saya, untuk orang lain jangan memberikan sisa melainkan turahan. Disisani dan diturahi itu berbeda. Sisa itu untuk piaraan. Turahan karena secara fisik makanan yang berlebih belum teraduk maupun tergigit. Cara menghabiskan makanan menentukan sisa dan turahan, apalagi kalau sejak awal sudah disisihkan.

Dalam hal warung soto ini, manakah yang benar, sisa atau turahan? Pelaku yang mengembalikan lauk ke rak yang lebih tahu. Namun dari sisi higiene makanan dan kenyamanan orang lain sebaiknya jangan mengembalikan lauk ke rak, terlepas dari alasan ekonomis ingin berhemat karena membayar setelah selesai bersantap. Kita tak tahu apakah makanan tersebut terkena ingus kepedasan dan bersin atau tertimpa tisu beringus berliur yang terembus kipas angin.

Meninggalkan lauk di meja juga tak elok kecuali amat sangat tak enak nian atau mencurigakan bagi keamanan perut. Di luar itu, menyia-nyiakan itu tidak etis karena banyak orang kelaparan, lagi pula hanya membebani lingkungan dengan sampah makanan. Makanan turahan apalagi sisa di meja tak elok dijual lagi oleh kedai.

Tinggi sisa makanan Jakarta hampir 4x Monas - Kompas — Blogombal.com

Tinggalkan Balasan