Oh, mahligai!

Cara lain merawat kekayaan bahasa Indonesia dalam diri kita adalah mengisi aplikasi TTS. Atau, jika Anda telaten, menjawab di Katla.id.

▒ Lama baca < 1 menit

Apa sih arti kata mahligai? — Blogombal.com

Membaca tajuk warta Kompas ini saya terkesan oleh kata “mahligai”, sebagai unsur nama Candi Kotomahligai. Candi tersebut terletak di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Komunikasi publik proyek KCBN menurut saya bagus sehingga mendapatkan liputan luas termasuk dalam pelbagai kanal video di YouTube.

Tentang mahligai, saya akui bahwa saya mencari makna kata itu setelah dewasa. Dulu saya sering mendengar kata itu dirangkai dengan “perkawinan” sehingga jadilah “mahligai perkawinan”. Saya tak tahu apakah semua orang yang menyebutkan dua kata itu paham arti mahligai.

Apa sih arti kata mahligai? — Blogombal.com

KBBI V memberikan pemerian yang lebih jelas ketimbang Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia. Menurut KBBI, mahligai adalah “(ruang) tempat kediaman raja atau putri-putri raja (dalam lingkungan istana)”, disertai contoh: “di tengah taman berdiri bangunan yang indah sebagai suatu — di dalam istana”.

Sedangkan kamus Melayu versi DBP menjelaskan: “istana tempat kediaman raja (per­maisuri atau putera-puteri raja). (Kamus Dewan Edisi Keempat)”.

Dalam judul berita Kompas juga ada kata “paras”. Menurut Anda apakah semua situs berita daring masih hirau kekayaan bahasa Indonesia yang tak terangkut media sosial?

Bahasa awak redaksi Tempo dalam Bocor Alus di YouTube seperti percakapan harian orang Jakarta, dengan lu gua dan banyak kata nonbaku; namun dalam penuturan berita, bahasa majalah itu tertata, kadang dengan istilah yang membuat sebagian pembaca mengerutkan kening. Kata “berkelindan” setahu saya dipopulerkan oleh Tempo belasan tahun silam.

Lantas bagaimana cara memelihara endapan khazanah kebahasaan dalam benak kita? Mudah. Banyak membaca teks, yang ngaco maupun yang tertata. Jangan malu jika tulisan Anda beraroma gaya tuturan jadul karena Anda sering membaca buku lama.

Cara lain merawat kekayaan bahasa Indonesia dalam diri adalah mengisi aplikasi TTS. Atau, jika Anda telaten, menjawab di Katla.id.

Saya tak tahu apakah para guru bahasa SD, SMP, dan SMA mengajak murid memperkaya bahasa Indonesia dalam dirinya. Terlalu kalau ada guru bahasa Indonesia yang malas membaca dan menulis. Itu namanya guru gabut.

Tinggalkan Balasan