Pertanyaan dalam judul bisa dijawab tiga kata: nggak ada bagusnya. Stiker lebih banyak bagusnya bagi pengusaha sedot tinja, bukan pemilik bangunan yang misalnya butuh disedot pun sekian tahun sekali. Lalu?
Dari balik pintu pagar saya lihat stiker baru sedot tinja, tertempel pada tembok tetangga yang menjadi pembatas rumah. Apakah dari pengusaha yang sama atau berbeda, saya tidak tahu karena tak hafal nomor ponselnya.
Stiker sedot tinja tak pernah memuat nama usaha. Mungkin branding tak penting bagi mereka. Semuanya generik. Tetapi mereka bebal, tidak bisa dikasih tahu. Ditegur via telepon karena menempel stiker di bagian dalam pintu gerbang rumah saya malah menantang, kurang lebih, “Sini kalo situ berani.”
Satu orang yang tertangkap basah tak langsung minta maaf, merasa tindakannya melepaskan stiker atas perintah saya sudah cukup. Mereka merasa para penegur adalah pengganggu nafkah mereka. Ini serupa caleg yang tak senang jika ditegur karena main politik uang. Pola pikir juru sedot tangki septik dan politikus itu sama: yang lain juga begitu kenapa Anda menyoal saya?
Saya berpikir, jika pemilik bangunan membuat tulisan “tempat menempel stiker sedot WC” disertai garis batas pada tembok, bidang pertama yang akan ditimpa stiker adalah tulisan dan garis itu. Ini Indonesia, saudara-saudari.