Baiklah, teks dalam stiker potong, pada pintu kokpit truk pengangkut es batu yang sedang menurunkan muatan tadi malam, itu saya salin supaya jelas:
Ayah jangan ngebut
Bunda nggak mau jadi janda
Apalagi Ayah cari janda
Masih saja ada orang mempercandakan janda. Dalam bahasa yang lugas: janda adalah ancaman bagi kaum istri. Atau, janda adalah penggoda lelaki. Lalu apa salah janda? Arah percandaan jelas, yakni janda yang masih muda, yang dari sisi kesehatan reproduksi masih dalam usia subur
Saya tak tahu sampai kapan canda ihwal janda masih akan berlaku. Pelaku candanya tak hanya pria tetapi juga perempuan. Saya jengah ketika seorang perempuan kepada suami dan teman suaminya mempercandakan seorang janda. Ibu itu mengatakan, “Dia janda. Anaknya dua, lahirnya caesar semua. Masih utuh.”
Jujur saya akui bahwa saya pun dahulu pernah mengalami punya alam pikir mempercandakan janda. Namun dalam perjalanan waktu, kedewasaan, dan wawasan, saya akhirnya insaf.
Meskipun demikian, ketika dulu alam pikir saya masih demikian, saya tak membayangkan seorang perempuan, apalagi seorang ibu, mempercandakan perempuan lain, yang kebetulan janda, dengan menyinggung persalinan melalui operasi caesar.