Manusia selalu kreatif, apalagi kalau kepepet. Maka di wilayah yang kemudian bisa banjir, padahal saat membangun rumah lantai terasnya sudah tinggi, 30 cm, harus membangun tanggul. Ya, tanggul kecil di depan pintu.
Tinggi tanggul kecil ini di atas lantai nol sekitar 25 cm. Yang penting dapat mencegah air masuk. Semoga air tak datang lebih tinggi, karena kalau air telanjur masuk akan merepotkan untuk membuangnya setelah air di luar rumah surut.
Pada bagian lain rumah itu adalah kios pulsa. Tanggulnya lebih tinggi daripada yang di depan pintu. Maka rak dagangan pun dari luar tampak tenggelam.
Opsi menghadapi banjir paling murah memang membuat tanggul. Hanya meninggikan lantai tanpa meninggikan plafon tentu kurang sip. Biayanya juga lebih mahal. Untuk kamar mandi dan terutama kloset tentu harus ditata ulang.
Kadang saya berpikir apakah kelak semua rumah sebaiknya berupa rumah panggung? Lalu seberapa tinggi kolongnya, apakah selain itu punya perahu karet? Perubahan lingkungan amat cepat. Mereka yang hendak membangun rumah harus memikirkan risiko banjir, bahkan di lokasi yang selama ini bebas banjir, bukan banjir bebas menyapa kapan saja.