Halah, cuma genangan saja kok rewel!

Misalnya ada wali kota atau bupati mengusir warga rewel, untuk pindah ke kota lain yang genah, balaslah.

▒ Lama baca < 1 menit

Drainase di Jalan Raya Kodau, Kobek, Jabar

Saya tidak minder bahwa di kawasan saya hal macam ini selalu terulang: got dibiarkan mampet. Saya tidak minder karena dekat tempat tinggal Anda, atau di kawasan sanak saudara Anda entah di mana, juga terjadi.

Air got meluap ke jalan ini terjadi Ahad kemarin (3/11/2024). Pernah lebih dari sekali ketika tidak hujan pun bisa begitu.

A post shared by info_pondokgede (@new_infopondokgede)

Lebih dari sekali saya memotret masalah drainase di jalan ini, justru ketika tidak atau belum hujan. Salah satu pos saya adalah pada Agustus 2014. Sepuluh tahun silam.

Drainase di Jalan Raya Kodau, Kobek, Jabar

Artinya penguasa kota, yakni wali kota dan struktur pemerintahan sampai bawah, punya humor yang baik bahkan mungkin bijak: biarin aja, lama-lama orang jadi terbiasa.

Bulan ini ada pilkada. Anda memilih wali kota dan bupati, juga gubernur. Seperti trek lagu yang secara otomatis dimainkan ulang, dendang saya masih menyoal kepedulian kandidat terhadap drainase.

Drainase di Jalan Raya Kodau, Kobek, Jabar

Berarti saya tak beranjak? Mungkin. Lagu kasmaran mendayu dan patah hati nelangsa juga selalu ada, dengan penggubah berbeda dan penyanyi berlainan. Seolah tak ada kemajuan dalam kehidupan. Namun tembang cinta, manis maupun pahit, terasa menyentuh bagi orang yang pernah, sedang, atau membayangkan akan mengalami.

Misalnya wali kota dan bupati, atau bawahannya, mengatai warga yang rewel agar berpindah tempat bermukim tanpa masalah genangan bahkan banjir, padahal wilayah yang sekarang itu dulunya tak mengalami, Anda jangan sakit hati.

Drainase di Jalan Raya Kodau, Kobek, Jabar

Katakan saja kepada mereka untuk mencari rakyat yang bisa dipimpin tanpa banyak mengeluh. Di mana lokasinya, dan bagaimana cara mendapatkan warga manis macam itu, biarkan mereka memikirkannya. Mereka yang mestinya pindah.

Bukankah mereka merasa diri cerdas, pun cerdik, dan bestari sehingga berani mengajukan diri untuk kita pilih sebagai pemimpin yang digaji rakyat?

Tinggalkan Balasan