Ya, meneruskan judul, maka namailah warung camilan ala Korea dengan merek Drakor. Mudah diingat. Semua orang paham. Tak perlu mencari nama dan istilah dalam dunia Hangeul, yang penting berbau Korea. Tetapi apakah orang Korea, yang bukan ekspat di Bekasi, akan paham kata drakor sebagai akronim drama Korea? Itu tidak penting.
Ya, tidak penting, tak perlu dipikirkan, karena warung di Jalan Kecapi, Pondokmelati, Kobek, itu bukan untuk orang Korea. Tentu sebelum ada Hallyu akan dianggap aneh kalau orang bikin warung Korea.
Setelah ada gelombang Korea akhirnya kita terbiasa dengan kekoreaan. Begitulah, gelombang Korea memang hebat dan kuat, orang (muda) yang berjarak dari Hallyu karena preferensi pribadi akan dianggap aneh: urusan keren kok dijauhi.
Kini sudah jamak jika di kota kecil pun studio foto instan meminjamkan pakaian tradisional Korea. Bahkan kebun bunga Celosia, Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, ada penyewaan Hanbok untuk berfoto.
Mengapa kekoreaan bisa memengaruhi budaya pop dunia, tentu ada penjelasannya. Kalau jawabannya “pokoknya keren” itu belum menjelaskan mengapa bisa keren. Buku Euny Hong, Korean Cool, bisa membantu kita memahami.
Lalu, ini berbelok topik, kenapa tempo hari ramai istilah korea-korea (dengan “k” kecil) gara-gara lontaran Bambang Pacul Wuryanto PDIP?
Usia Pacul kini 68. Dia adalah wakil generasi yang pada masa kecil hingga remaja akrab dengan sebutan korea-korea untuk menggolongkan anak-anak bebas yang cenderung menjadi bonek (bondho nekad, modal nekat, istilah yang bermula dari Jatim).
Setahu saya arti korea-korea begitu. Tolong Anda koreksi jika saya salah. Saya tak tahu asal-usulnya, padahal pada 1960-1970-an belum ada Hallyu. Produk Korea pun belum dikenal kecuali buku tulis dan album foto. Saat itu Korea identik dengan taekwondo.
5 Comments
Oalah.. Saya kira istilah korea-korea itu dari kata “korak” terus dipelesetin..
https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/detail?kata=korak
Asal-usual korea-korea masih belum jelas. Kalo di Jatim, korak adalah preman
Sejauh ingatan saya, korea-korea ala Pacul ya seperti Paman jelaskan di atas, atau semacam itulah.
Kata tersebut sudah hilang dari memori saya, wong sing umure 60 tahun, lalu muncul lagi di ingatan saat viral gara-gara Pacul, beberapa waktu lalu itu.
Maaf Si WordPress ngaco, ini komen Lik Junianto 🙏☝️🙈
Hidup Pacul, panglima korea-korea!