Rumah hitam berpintu berjendela putih

Dinding hitam di luar itu menyerap panas. Sejak kapan jadi mode? Kalau toilet serbahitam kok nggak nyaman ya?

▒ Lama baca < 1 menit

Dinding hitam di luar itu menyerapnya panas. Sejak kapan jadi mode?

Sisi samping rumah berlantai dua itu menghadap ke timur, tepat di depan gang. Karena dua bulan hanya di rumah, padahal saya sudah tahu bahwa dinding samping itu berwarna hitam legam, baru tadi saat belajar berjalan kaki saya lebih peduli. Saya seperti mengenali ulang area saya.

Kepekatan cat itu sudah memudar. Sebagian cat sudah mengelupas. Tetapi sosok pintu dan jendela putih tetap mengemuka karena kontras dengan latar hitam.

Setahu saya warna hitam untuk dinding luar itu menyerap panas, apalagi menghadap ke arah matahari terbit. Misalnya dinding hitam menghadap ke barat pasti ruang di dalamnya lebih panas. Saya pernah membaca, ahli fengsui tak menganjurkan dinding kamar sebelah barat selalu terpapar sinar mentari karena bikin penghuni kamar mudah marah.

Soal warna hitam, yah namanya juga selera. Saya tahu pemilik rumah itu, sudah sepuh, dahulu seorang pekerja artistik majalah dan kemudian tabloid wanita. Soal estetika pastil ah beliau amat paham.

Lalu? Ada soal lain yang menarik: sejak kapankah cat hitam untuk dinding disukai? Saya tak dapat memastikan. Namun saya ingat menyadari gaya dinding hitam untuk eksterior maupun interior itu mulai akhir 1990-an. Beberapa kantor dan kedai menerapkannya.

Begitu pun bangunan tempat usaha yang punya halaman, misalnya kedai dan distro, dinding luarnya hitam padahal terpapar matahari. Namanya juga selera.

Sebelum dinding hitam memode, saya hanya tahu dinding hitam untuk rumah hantu mainan dan kamar gelap cuci cetak foto. Sebelum era fotografi digital, ada juga studio foto yang berdinding hitam. Oh ya, sayang ingat, Museum Ripley’s Believe It or Not di Pondok Indah, Jaksel, dahulu, tahun 1990-an, juga berdinding hitam.

Hitam lain yang saya jumpai padahal tempatnya bersih adalah toilet serbahitam di Grand Indonesia, Jakpus. Saya mengeblogkannya pada 2007, lalu saya angkat sebagai NPL pada 2022.

Toilet serbahitam di Grand Indonesia Jakarta

NPL: Pipis kok di ruang gelap (2007)

Tinggalkan Balasan