Waspadai serrrr di kepala apalagi disusul plenthing di telinga

Jangan anggap sepele desir tanpa sakit di dalam kepala. Apalagi disusul jerawat mini keras. Anda dalam bahaya.

▒ Lama baca 2 menit

“Kepalamu nggak papa?” istri saya bertanya menjelang subuh.

Maka saya pun membuka mata. Namun saya sulit menjawab.

Saya berposisi entah duduk entah berbaring di permukaan keras. Saya kira kaki saya tegak ke atas dengan kepala di bawah, tetapi dalam keremangan kamar saya lihat bidang latar telapak kaki yang kotak-kotak. Berarti itu lantai, bukan plafon, kaki saya di bawah, bukan di atas.

Saya tak tahu apa yang terjadi sebelum terbangunkan oleh pertanyaan istri tentang kepala.

Istri saya pun tak tahu apa yang terjadi, karena dia terbangunkan oleh suara pintu dibanting. Begitu dia bangun saya sudah terjatuh di depan ranjang. Saya tak mendengar suara pintu dibanting, mungkin pintu itu terdepak kaki saat saya dalam proses jatuh. Bagaimana saya jatuh, saya pun tak tahu.

Sebelumnya dengan tertatih-tatih saya keluar kamar, mengisi botol minuman. Ternyata saat kembali ke kamar, kepala makin sakit, dunia terus berputar.

Saat berdiri di depan dispenser pun saya hampir terjungkal. Mata sulit melihat dengan jelas. Separuh kepala seperti dipalu dari semua sudut. Lantai yang saya injak serasa komidi putar.

Sakit kepala. Pandangan berkunang-kunang. Keseimbangan hilang. Mual dan muntah. Itu semua muncul setelah plenthing, seperti jerawat kecil keras, di bagian luar daun telinga kiri, pecah. Lalu menjadi luka yang menyebar. Terjadi infeksi.

Sebelum kemunculan plenthing, selama tiga empat hari saya merasakan sebelah kiri kepala sangat sensitif terhadap sentuhan — dari bantal, handuk, hingga air pancuran kamar mandi. Tidak sakit, namun seperti ada perlawanan dari dalam.

Mulanya saya menduga itu gejala flu baru, yang menjadikan kepala penderita seperti ditusuk-tusuk jarum. Maka saya tiduran terus. Ternyata akhirnya muncul plenthing dengan segala eksesnya.

Setelah terjatuh dan kian menderita, saya ke rumah sakit. Dokter memastikan saya terkena herpes zoster. Sindrom Ramsay Hunt yang menyerang saya seperti terjadi Justin Bieber.

Saat ini mata kiri saya belum dapat terkatup. Telinga kiri masih tuli. Bibir kiri melorot ke bawah, tidak dapat digerakkan; untuk minum harus pakai sedotan. Wajah asimetris seperti terkena strok. Senyum maupun mecucu sama hasilnya, mulut tetap perot. Kepala masih sakit, demikian pula luka lantaran infeksi di lorong telinga. Keseimbangan badan belum stabil.

Saya yakin akan sembuh. Tetapi saya mesti tahu diri. Sejumlah rujukan menyebutkan, virusnya akan terus mendekam dalam saraf, suatu saat akan melakukan reaktivasi jika daya tahan saya merosot momprot. Namun dokter saya bilang tidak, hanya kemungkinan nanti muncul gejala paca-herpes — itu istilah saya, karena saya lupa dia menyebutkan apa.

Saya menulis ini dengan mencicil selama empat hari karena mata belum kuat menatap layar ponsel. Tentang mata tak kuat menatap layar ponsel, itu berlangsung sejak ada desir dalam bagian kiri kepala, sebelum muncul plenthing, sebelum saya tahu bahwa itu pertanda sindroma Ramsay Hunt.

Akan tetapi dalam konsultasi terakhir, dokter menyatakan bahwa desir kepala dan plenthing telinga biasanya muncul bersama, hanya saja banyak orang tak langsung menyadarinya.

Tentu tetap ada kabar baik. Misalnya, akhirnya saya bernafsu makan, padahal pada awal gejala saya ogah makan. Sejak awal saya tak kehilangan daya pencecapan maupun penciuman.

Ada yang berbeda sih, saya ingin dua sendok nasi dengan banyak kuah — suatu hal di luar kebiasaan saya yang tak suka piring menjadi blumbang, kecuali untuk rawon, gulai Jawa, soto, dan lontong sayur. Untuk buah, saya masih suka yang manis agak asam, berair. Bahkan stroberi tidak manis amat pun akhirnya mau. Es krim? Tentu masih doyan.

Satu lagi yang berbeda: kini selesai makan berkuah saya bersendawa keras. Ini di luar kebiasaan saya, apalagi di depan orang. Suara bersendawa itu belum dapat saya kendalikan. Bahkan ditunda pun tidak dapat.

¬ Gambar: Mayo Clinic

15 Comments

Enny Kamis 30 Mei 2024 ~ 13.22 Reply

Wahh serem dengarnya.
Gejalanya seperti bisul? Terimakasih ceritanya…cepat sembuh ya Paman Tio….agar bisa menulis lagi.

Pemilik Blog Kamis 30 Mei 2024 ~ 19.52 Reply

Suwun Bu. Gejala awal sebelum plenthing muncul, kepala sangat sensitif, timbul rasa seperti ditusuk jarum kalau kena usapan atau air shower.

Pemilik Blog Rabu 22 Mei 2024 ~ 20.57 Reply

Terima kasih, terima kasih atas dukungan Anda semua.
🙏

Tito Senin 20 Mei 2024 ~ 15.14 Reply

Aku juga nggak suka makanan berkuah banyak. Lekas sembuh, Paman!

Wiwied Jumat 17 Mei 2024 ~ 10.40 Reply

Semoga lekas sehat kembali paman 🙏

Zabeth Kamis 16 Mei 2024 ~ 19.50 Reply

Semoga kesehatannya bisa pulih seperti sedia kala, Mas.

Zabeth Kamis 16 Mei 2024 ~ 19.48 Reply

Semoga cepat pulih kesehatannya, Mas

budi Kamis 16 Mei 2024 ~ 15.41 Reply

semoga terus dikuatkan, mas. pelan tapi pasti.

Audi Kamis 16 Mei 2024 ~ 06.47 Reply

Semoga cepat pulih, paman. Aneh rasanya tidak melihat ada tulisan baru dari paman.

junianto Rabu 15 Mei 2024 ~ 19.29 Reply

Semoga Paman segera sehat seperti sediakala.

Tinggalkan Balasan