Ini penyakit petugas penyebar selebaran: boros materi. Supaya segepok kertas yang dia bawa cepat habis maka maka sekali taruh berisi tiga eksemplar akan mempercepat pekerjaan. Tinggal melapor, “Udah dibagi habis, Pak.”
Pagi tadi pintu gerbang saya terpalang selebaran dari Naga Supermarket. Biasa, promo belanja Lebaran setelah banyak orang sudah menerima THR.
Liflet berukuran A4 itu terdiri atas tiga lipatan. Total keseluruhan halaman bolak-balik berisi 138 kotak produk.
Benak saya tergelitik satu hal, yakni informasi macam apakah yang lebih menggoda konsumen: diskon 25% ataukah harga yang berlaku sekarang dan harga lama yang dicoret? Jawaban “pakai saja kedua jenis info itu” saya kesampingkan.
Dari sekian banyak produk yang dipromosikan dalam selebaran tersebut saya tak menemukan Khong Guan Assorted Biscuits dalam kaleng kotak. Begitu pun jenama pengekor: Hock Guan.
Memang tak semua produk yang dijajakan berupa makanan dan minuman. Ada juga minyak kayu putih. Itu penting untuk orang yang masuk angin karena kurang tidur, habis waktunya buat meriung kangen-klangenan.
Ada juga sih makanan yang jarang dihubungkan dengan Lebaran, misalnya Quaker Oats — perlu untuk orang yang harus kembali disiplin setelah menimbun lemak. Ada pula promo kuaci tanpa mencantumkan harga, ini camilan buat ngobrol yang takkan mengakibatkan kenyang.
Wajib ada saat Lebaran: biskuit kaleng dan sirop. Sejak kapan?