Pintu gerbang tertusuk rel kereta

Dari seratus warga Bogor yang saban hari lewat sana, berapa banyak yang pernah pintu gerbang itu terbuka?

▒ Lama baca < 1 menit

Stasiun Bogor: Pintu gerbang tertusuk rel kereta

Setiap kali berjalan di trotoar, antara Stasiun Bogor dan alun-alun, saya melewati depan pintu gerbang di Jalan Kapten Muslihat itu. Belum pernah sekali pun saya melihat pintu itu dibuka. Saya juga belum pernah melihat kereta api lewat sana dari atau ke Stasiun Paledang.

Melihat orang menerobos pintu gerbang? Juga belum pernah. Jangankan di penjara — di depan stasiun juga ada — yang berisi ahli terobos, di jalan umum pun pagar pemisah lajur bisa dibengkokkan bahkan dibikin ompong supaya orang bisa mbrobos atau menyusup melalui celah.

Tempo hari saat berjalan di trotoar saya amati pintu gerbang itu. Ternyata kunci geser tidak diselarakkan. Saya mencoba mendorongnya, pintu itu bergeming.

Oh, rupanya ada pantek besi tegak panjang yang tegak tertancap sebagai pasak penahan. Pantas saya sulit membukanya.

Terus buat apa saya mencobanya? Karena siang, banyak orang, tak akan ada yang menyangka saya akan melakukan kejahatan. Paling-paling mereka akan membatin, ini orang iseng amat, kurang kerjaan. Apalagi saya terang-terangan memotreti beberapa bagian pintu itu.

Konon seseorang bisa terdorong melakukan hal kurang atau tidak baik karena dua hal. Pertama: berada dalam kerumunan (crowd) yang emosional — berupa euforia maupun amarah — sehingga dia lupa diri, hilang kendali, merasa menjadi bagian dari kelompok yang kuat. Kerusuhan, tawuran, dan penjarahan adalah contoh.

Lalu yang kedua adalah orang soliter yang suka pergi sendirian ke mana-mana. Orang macam ini jika impulsif, dan punya kuriositas tinggi, juga bisa melakukan hal tak terduga, kecuali kendali dirinya bagus, superego seimbang dengan ego. Jika dia bersama orang lain akan ada yang mengingatkan.

Teroris jenis lone wolf bisa datang dari kaum penyendiri berkadar tinggi. Ideologi membuatnya bulat mantap berbuat. Tetapi bukankah teror selalu terencana, bukan tindakan impulsif? Jiwa manusia itu rumit.

Stasiun Bogor: Pintu gerbang tertusuk rel kereta

2 Comments

Zam Selasa 20 Februari 2024 ~ 02.36 Reply

saya pernah melihat kereta melintas di jalur ini, paman. kayanya setelah jalur ke Sukabumi (kalo ga salah) dibuka kembali. petugas pembuka pagar dan penutup palang kereta berbeda.

Pemilik Blog Selasa 20 Februari 2024 ~ 08.22 Reply

Iya, kereta ke dan dari Sukabumi sebelum ada stasiun Paledang

Tinggalkan Balasan