Akhirnya saya menemukan kartu E-money Mandiri ini. Ternyata masih dapat diisi dan digunakan padahal tanpa chip. Sudah beberapa tahun, sejak sebelum pandemi, saya tak menggunakannya, karena Flazz BCA menggantikannya. Lalu kenapa dulu saya bikin kartu E-money sendiri, dua versi, berwarna jingga dan jambon, mau gegayaan ya? Nggak.
Mau bergaya bagimana karena kartu tak terlihat orang lain, dulu selalu dalam kantong atau dompet, bukan saya gantungkan dengan lanyard. Saya membuat desain sendiri lalu memesannya ke layanan cetak digital demi keamanan.
Sekitar 2016 ramai kabar kartu E-money ditukar oleh petugas loket jalan tol. Saya tak tahu kabar itu benar atau tidak, karena sejauh saya tahu saat itu tak ada bantahan resmi dari pengelola jalan tol bahwa itu hoaks. Sekali lagi: sejauh saya tahu.
Di sejumlah grup WhatsApp dan forum ramai perbincangan soal kartu ditukar, atau tertukar, dengan kartu baru yang saldonya lebih sedikit. Di Kaskus ada yang melampirkan foto bukti perbedaan nomor kartu.
Saya tak tahu apakah semua cerita itu benar. Maka yang saya lakukan adalah bikin desain sendiri, untuk mencegah misalnya kartu tertukar di loket gerbang tol.
Sebagian dari Anda mungkin menganggap kisah itu, termasuk cara saya, aneh banget. Begini, ketika pengguna jalan tol diberi pilihan membayar secara nirtunai, prosesnya tidak otomatis dengan menempelkan kartu pada mesin karcis, melainkan manual melalui petugas loket. Ini berbeda dari kartu E-toll yang dapat dibaca pemindai pada gerbang, tanpa menempelkan kartu.
Ya, dalam kasus E-money kartu hanya menggantikan penyerahan uang yang tak membutuhkan uang kembalian. Dalam proses transaksi itulah petugas loket mengetahui saldo kartu. Padahal saat itu banyak kartu E-money berwajah sama, dan opsinya pun hanya produk dari Bank Mandiri. Lalu menguarlah kecurigaan dan kabar penukaran kartu.
4 Comments
Saya punya Flazz BCA, beli beberapa bulan lalu. Saat itu stok kartu tersebut di kantor cabang BCA dekat rumah saya langka — saya bisa memperolehnya karena ordal.😁
Hanya, sampai hari ini belum pernah saya pakai karena, setelah beli kartu, belum pernah lewat tol, dan belum pernah naik KRL Solo-Yogya.
Nggak ada masa berlalu kan? Aman.
Saya pernah punya Brizzi krn terpaksa. Jalan tol menolak Flazz, hanya mau terima kartu Mandiri den BRI. Tapi di depan loket ada penjual kartu BRI, isinya Rp50.000.
Iya, nggak ada masa berlaku. Isinya, kalau nggak salah, kalih doso (atau kalihdoso?) ewu.
Inggih