Tatkala hendak memasukkan kantong keresek berisi sampah ke wadah besar, mata saya membaca teks tutup gelas plastik. Meskipun tak berkacamata, akhirnya di tempat lebih terang saya dapat membacanya: Apa Cerita Kamu Hari Ini?
Karena penasaran membaca logo, akhirnya saya memakai kacamata. Aha! Ada jenama Daripada. Saya baru tahu. Maklumlah saya sudah tak pernah membeli makanan dan minuman via Gofood. Gelas plastik itu dari jajanan anak saya.
Kata “daripada” mengingatkan saya pada bahasa dan politik pada abad lalu. Saat itu, tahun 1980-an, stasiun televisi hanya ada TVRI dan lembaga penyiaran milik pemerintah itu punya acara Bina Bahasa. Saya lupa entah di era Anton Moeliono ataukah Jus Badudu, acara tersebut mengingatkan bahwa kata “daripada” hanya dipakai untuk memperbandingkan.
Inti masalah: “daripada” dan “dari” itu tak sama. Lalu urusan politiknya di mana? Saat itu banyak pejabat, termasuk Presiden Soeharto, gemar mengucapkan “daripada” sebagai pengganti “dari”.
Sebenarnya dulu memang lumrah, orang angkatan lama suka berdaripada. Aktor Butet Kartaredjasa saat bermonolog sebagai impersonator Soeharto, yang masih berkuasa, tak lupa menyisipkan “daripada” dalam gema sengau berat.
Maka pada 1998, ketika kekesalan publik terhadap Soeharto terus menebal dan pejal, muncullah buklet humor Mati Ketawa Cara daripada Soeharto. Tentu buku tipis kecil gratis, dengan ilustrasi karya Yayak Kencrit, tersebut beredar di bawah tanah. Yang baru teringat, saya menyumbang entri “Nasib Pegawai Pos”. Sedangkan untuk “Presiden Seumur Hidup” saya setengah sangsi apakah itu dari saya.
Kini pejabat tinggi, belum terlalu tua, yang kerap mengucapkan “daripada” antara lain Menteri BUMN Erick Thohir. Untuk tokoh lain ada videonya di media sosial.
Eh, tetapi setahu saya, bahasa Melayu di Malaysia dan Singapura dapat menyamakan “daripada” dan “dari”. Sila tengok laman Utusan Malaysia dan Berita Harian. Bahasa jurnalistik Indonesia tak menyamakan “daripada” dan “dari”, namun untuk memperbandingkan dua hal dapat menggunakan “dari”.
Adapun lelucon garing kebahasaan masa lalu adalah mengucapkan kalimat tak efektif yang kebetulan mengandung “daripada”. Misalnya? “Maksud daripada yang mana adalah merupakan…”
4 Comments
Ternyata ngisi komentarnya, diubah begini ya Mas.
Ohiya, menurut anak Mas, bagaimana rasa daripada kopi Daripada tersebut?
Halo Mbak Uril. Isian komen ngikutin desain tema visual.
Rasa daripada kopi tersebut enak katanya 😁
ada satu lagi pelawak yang menggunakan nama panggung plesetan dari nama presiden itu :D
dan pake kata ‘daripada’ juga
Lhaaaa 😁