Para perokok menyebutnya rokok herbal. Selain tembakau ada sekitar sebelas unsur rempah. Dipercaya bikin badan sehat. Lho, bukannya semua yang dibakar, atau dipanaskan secara elektris, lalu asapnya diisap sulit disebut sehat? Apalagi jika dibakar dan menghasilkan tar.
Saya mengetahui rokok herbal ini empat tahun silam. Kesimpulan sementara: di luar mitos kesehatan, rokok ini adalah bukti kekompakan umat Katolik dan Nahdliyin. Kok bisa?
Kebetulan sampel konsumen yang saya jumpai berlatar Katolik dan NU. Perokok herbal dari Katolik selain awam juga imam, atau mantan calon imam yang biasa disebut jebling. Produsen rokok ini biasanya berlatar pesantren. Saudara saya mendapatkan pasokan dari seorang pastor, artinya berlatar seminari.
Pekan lalu saya bersua teman lama, kebetulan dia Katolik. Sesekali dia mengisap tiga jenis rokok herbal sekaligus. Tiga batang dia tancapkan ke pipa khusus, asap akan terisap melalui satu lubang.
Dia juga bisa mengisap rokok melalui alat khusus, mirip injektor inseminasi buatan, lalu asap dalam tabung dia masukkan ke tubuh, dengan disuntikkan, melalui pori-pori dirinya maupun orang lain yang percaya khasiatnya.
“Untuk terapi bermacam-macam penyakit,” katanya.
Beberapa teman yang bukan perokok, atau bekas perokok, sudah membuktikan. Kata dua orang, badan mereka lebih enak, tidur lebih nyenyak, tapi tak ada rasa ketagihan.
Saya sih belum berminat mencobanya.
One Comment