Karena sahibulbait membekali saya camilan, saya menjadi tahu ada pengaman bernama torakur, akronim untuk tomat rasa kurma.
Barusan hadiah itu saya cicipi. Rasanya manis. Bentuk dan warna menyerupai kurma namun tanpa biji. Rasa tomatnya? Tak tercecap oleh lidah saya. Maka tak jelas ini tomat rasa kurma ataukah sebaliknya, karena keduanya tak memenuhi harapan. Saya malah teringat kurma murah di Giant yang ditempeli pengumuman “mengandung pemanis buatan”.
Saya mencari info, torakur memang andalan UKM Bandungan, Kabupaten Semarang, Jateng. Daerah itu adalah penghasil sayuran. Ketika masih SMP, sekolah saya berkemah kepramukaan di Sumowono, di atas Bandungan.
Sepulang dari sana semua anak membawa keranjang bambu berisi tomat besar yang bentuknya tidak cantik, gembrot pating plenuk. Bisa dibuat jus.
Dari mana duit untuk membeli tomat dan sayuran lain? Dari uang sangu dan… membarter sisa beras milik regu dengan penduduk. Kami semua berbekal beras terlalu banyak padahal akhirnya makan mi instan karena malas memasak. Hari pertama masih menanak nasi dan menggoreng lauk. Dua hari berikutnya tidak.
Misalnya sudah ada torakur, mungkin kami akan memborong penganan itu.