Pantulan kap mobil dalam nuansa jingga membesut kesadaran saya pada dunia kecil saya: keseharian di rumah saya sendiri.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Memotret pantulan kap mobil pada tembok carport

Srengéngé mlethèk, istilah berbahasa Jawa untuk mentari merekah, tadi pagi menghadirkan hiburan mata, hanya sesaat. Mungkin kemarin dan dulu pun begitu, terutama pada pagi cerah di bulan Desember, saat surya ada di belahan selatan, sehingga Natal di Australia berlangsung pada musim panas, namun saya kurang menghiraukan.

Hiburan itu berupa pantulan kap mobil pada tembok di sebelahnya.

Ya, hanya pantulan. Namun saya terkesan. Tentu keterkesanan itu personal. Nilai keindahannya pun subjektif.

Suatu hal bagi saya boleh memesona, padahal bagi orang lain halah apa bagusnya. Tentu itu bukan masalah. Kesadaran, tepatnya kepedulian terhadap suatu hal, pada setiap orang berbeda. Begitu pun minat seseorang terhadap sesuatu. Apa yang memikat bagi orang lain juga belum tentu berlaku untuk saya.

Bahkan pada diri saya pun keterkesanan itu tak konsisten. On dan off. Itu wajar.

Lalu ketika saya sedang on, dan mengabadikan pantulan itu, hasilnya sangat personal. Hanya saya yang dapat menikmati.

Dari sisi estetika pun jepretan saya mungkin mengundang cemooh. Tak soal. Penilaian karya kita dalam bentuk apapun, setelah kita lepaskan bukan lagi dalam kendali kita.

Memotret pantulan kap mobil pada tembok carport

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *