Judul pos ini biasa saja, datar, generik, dan saya tetap nyaman. Memang begitulah warung gudeg yang ini. Seorang ibu dari dua putri yang sudah kuliah, ketika mendapatkan foto warung itu dari istri saya, takjub, “Lho masih ada? Bu Prapto ini langganan keluargaku dulu.”
Ibu itu sejak bocah tinggal di Jatirahayu, Pondokgede, yang kemudian menjadi Pondokmelati.
Ya, warung gudeg ini sudah lama. Ketika saya bermukim di Pondokgede, Kobek, pada 1993, warung ini sudah ada dan tampak sebagai warung lama. Tadi saya menanya penjualnya, seorang ibu, tentang usia warung. Dia katakan, “Udah lama banget, saya generasi ketiga.”
Dari arah TMII, warung sederhana ini di sisi kanan Jalan Raya Pondokgede, Lubangbuaya, Jaktim, persis setelah SPBU, di seberang deretan kios floris. Tempat usahanya bersahaja, namun rasa gudegnya lezat.
Pos ini bukan reviu kuliner, karena saya ingin berbagi kesan berupa rasa kagum terhadap warung makan yang dapat berusia lama, dari orangtua diteruskan ke anak dan selanjutnya. Tak semua warung bisa. Misalnya karena anak-anaknya tak berminat melanjutkan. Masing-masing anak menempuh jalan rezekinya sendiri.
Apakah di antara sekian warung langganan Anda ada yang bertahan lama bahkan sangat lama?
–