Bagi pihak-pihak yang diuntungkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK), mestinya Anwar Usman (AU) adalah johan pembuka jalur politik pragmatis jangka pendek.
Selayaknya hero, gayanya akan ditiru pemuja agar tampak gagah dan berwibawa. Jika perlu orang ke barber agar dikemas menyerupai AU — dengan catatan mereka punya bakat rimbun bulu di wajah dan masih punya rambut di kepala.
Tetapi yang terjadi sekarang, barisan pembela konstitusi terus mengecam Jokowi dan AU. Jokowi hingga hari ini belum membuat tangkisan secara verbal, padahal biasanya dia cepat merespons, memanfaatkan sekian jenis kesempatan.
Sedangkan AU sudah menangkis opini khalayak setelah MKMK menanggalkan jabatannya sebagai ketua MK. Dia merasa difitnah. Setelah ini mungkin dia terpinggirkan dari perbincangan publik. Ibarat kata, di mata rakyat dia cuma pelaksana. Bagi pihak-pihak yang diuntungkan, dia pun mungkin diingat secukupnya dan seperlunya. Tak beda dari tukang yang dipanggil untuk mengubah setelan saklar otomatis tangki air di atap. Setelah itu ya sudah.
Mungkin itu memang pilihan AU: tulus menolong keponakan yang dia kenal setelah anak itu besar. Atau tulus membantu seseorang yang kebetulan akhirnya menjadi kangmas ipar?
¬ Gambar praolah:Suara, Freepik
2 Comments
Paragraf terakhir, bagaimana dengan peran/faktor istri?
Kita tunggu Jokowi dan AU menjelaskan. Lha wong ada kesempatan menjelaskan kok ndak dimanfaatkan.