Untuk mata tua, empat puluh tahun ke atas, namun berkacamata sejak usia tiga puluh, teks yang kecil pada stiker korek gas dalam foto di atas tak terbaca. Bandingkan saja dengan ukuran batang korek jres. Padahal isinya panduan keselamatan dalam menggunakan korek gas. Informasi macam ini pun tak ada pada setiap korek gas. Konsumen dianggap sudah paham.
Saya tak tahu berapa poin ukuran fon ini. Namun untuk menulis, mencetak, dan membacanya kita dibantu teknologi digital. Pada masa cetak timah, handpress maupun letterpres, saya bayangkan tak ada set huruf seukuran ini. Misalnya ada, pasti akan merepotkan penata huruf.
Setelah ada teknologi komputer grafis, huruf semungil ini bisa diperbesar di layar desainer. Untuk mencetaknya, dalam era offset yang membutuhkan film dan pelat maupun era cetak digital, teks superkecil bukan masalah. Pemeriksa hasil cetakan saja yang harus menggunakan lup.
Dari sisi konsumen, sebagai pembaca akhir, urusan baca membaca dapat dibantu ponsel. Tinggal memainkan zum pada lensa ponsel maka teks akan terbaca. Itu pun kalau konsumennya iseng.
Sebelas tahun silam, ketika ponsel Android saya masih sederhana, kameranya tak dapat melakukan pengezuman masuk (zoom in). Saya kerepotan membaca soal ujian SIM. Saya harus ikut ujian ulang karena masa berlaku rebewes sudah hangus.
Di bawah cahaya ruang yang menurut saya kurang terang, teks soal ujian sulit terbaca. Untuk memotret soal satu per satu lalu saya baca dengan mengezum tidak mungkin karena memori penyimpanan cekak dan kemampuan kerja ponsel terseok-seok. Akhirnya bisa saya selesaikan ujian, pas tanda usai diumumkan.
Kalau itu sebuah warning, seharusnyalah tulisan itu dibuat lebih besar. Ga perlu panjang, cekak aos. Yang penting, konsumen jadi mengerti warning itu… seharusnya… 🙂
Betul, Mas.
Gak harus stikernya sebesar satu sisi bodi korek, tapi harus terbaca. Emang sih belum tentu diperhatikan apalagi ditaati seperti tulisan para bungkus rokok 😇