Terbantu teknologi untuk memanjakan keisengan

Rukun agawé santosa, iseng agawé seneng. Sepanjang tak merugikan orang lain apa salahnya, kan?

▒ Lama baca < 1 menit

Daun jemani kering — bird nest anthurium

Sebelum memungut daun kering akibat dibakar kemarau, saya membayangkan membuat instalasi dari itu. Tetapi hanya ada sehelai daun, masih kurang.

Daun jemani kering — bird nest anthurium

Kemudian daun itu saya foto dengan ponsel, hasilnya puitis. Selanjutnya adalah menuruti hasrat impulsif: mengolah gambar. Inilah keisengan. Semuanya cukup saya lakukan di ponsel.

Daun jemani kering — bird nest anthurium

Saya membuat simulasi, membayangkan jepretan ponsel itu tajam hasilnya jika dicetak besar lalu saya bingkai. Bisa menjadi dekorasi.

Bagi Anda, terutama pembaca yang lebih muda dari saya, hasil keisengan saya mengundang iba, “Gini aja dipamerin. Kayak bapak saya dua puluh tahun lalu, saat orang seneng pakai Photoshop.”

Daun jemani kering — bird nest anthurium

Baiklah. Saya tak sakit hati. Apapun penilaian orang, saya menikmati proses dan hasil beriseng-iseng secara visual. Teknologi digital kian mudah. Dengan ponsel semua kerja sok kreatif bisa dilakukan siapa pun. Apalagi dengan bantuan AI, suatu hal yang belum saya eksplorasi.

Daun jemani kering — bird nest anthurium
BATU | Agar daun tak kesepian, batu diambil untuk menemani.

Lalu apa manfaatnya untuk saya? Hanya senang. Ini tak beda dari orang sebaya dan yang lebih tua berasyik diri membuat hastakarya.

Daun jemani kering — bird nest anthurium
SENDIRI | Daun kering pada sambungan tembok.

Masih punya keisengan dan imajinasi itu bagus, apalagi jika dapat mewujudkannya. Sebagai bagian dari imigran digital, bukan bumiputra digital, saya berterima kasih kepada teknologi digital karena mempercepat persebaran kreativitas.

Orang tak harus belajar teori, cukup belajar sambil praktik dan melihat contoh. Lihat saja video komedi di media sosial. Orang bisa berkisah secara visual melalui gambar hidup cukup dengan ponsel.

Dua puluh tahun silam, apalagi sebelumnya, membuat poster itu butuh bekal grafis dan penguasaan alat, padahal komputer tak dipunyai semua orang, dan jasa cetak digital masih mahal. Kini dengan ponsel, poster berupa gambar digital banyak yang bagus, bahkan hanya untuk pengumuman di grup WhatsApp RT.

Daun jemani kering — bird nest anthurium
KURSI | Meletakkan daun jemani kering di atas tempat duduk.

¬ Gambar praolah: Freepik, Unsplash

Apanya yang indah dari kuping gajah sampah?

5 Comments

Pemilik Blog Kamis 12 Oktober 2023 ~ 18.18 Reply

Sip. Mari main-main dengan barang yang mau jadi sampah maupun pupuk 😇

junianto Kamis 12 Oktober 2023 ~ 14.04 Reply

Jadi, kapan Paman akan mulai mengeksplorasi AI? Mengapa sampai sekarang belum?

Pemilik Blog Kamis 12 Oktober 2023 ~ 14.42 Reply

Eksplorasi belum, entar kalo hape sdh kuat dan mampu bayar layanan 😊
Kalo yang ringan sih sering, misalnya menghapus bekgron foto dan mengidentifikasi tanaman. Itu kan AI.
Untuk text to speech baru nyoba yang gratis.

Tinggalkan Balasan