Busana pengantin Aceh yang menjadi berita

Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28) berbusana pengantin Aceh. Latar kesukuan mereka Cina.

▒ Lama baca 2 menit

Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28) berbusana pengantin Aceh

“Aceh ini sebuah kota dagang, bukan agraris. Warga Aceh menerima pendatang. Dulu banyak pedagang dari Arab, China, Eropa, dan India datang ke sini. Sebagian menetap dan menikah,” ujar Guru Besar Sosiolog Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Profesor Ahmad Humam Hamid kepada Kompas (Jumat, 6/10/2023).

Humam diwawancarai sehubungan dengan mempelai di Meulaboh yang berbusa pengantin Aceh, padahal mereka tak beretnis Aceh.

Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28) berbusana pengantin Aceh

Bagi saya liputan ini menarik padahal ragam busana pengantin pelbagai daerah bukan hal yang baru diketahui oleh masyarakat.

Tak hanya melihat foto dan video, banyak orang pernah mengenakannya, termasuk busana daerah dalam pesta pernikahan sebagai anggota keluarga mempelai dan panitia. Apalagi Jokowi menyediakan kesempatan berbusana daerah dalam perayaan kenegaraan.

Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28) berbusana pengantin Aceh

Saya sebut menarik karena melalui kemasan sehalaman koran, selain dalam versi web dan aplikasi, Kompas mengingatkan kesadaran untuk merawat keragaman kultutal Indonesia.

Dalam keragaman ada akulturasi, saling memengaruhi dan saling menyerap. Dan kita tahu, dalam setiap busana daerah maupun kesukuan selalu ada modifikasi untuk memperkaya kemasan.

Kebetulan selama 4—12 November nanti Aceh akan menggelar Pekan Kebudayaan Aceh Ke-8. Temanya “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia”. Dua puluh tiga kota dan kabupaten akan menampilkan aneka kesenian, kerajinan, dan kuliner.

Penjelasan saya barusan seperti siaran pers versi humas, ya? Baiklah. Inilah inti soal dalam liputan pengantin: Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28), keduanya warga Aceh keturunan Cina, melangsungkan resepsi pernikahan di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, dalam busana lokal (Senin 2/10/2023).

Begitu seriusnya Kompas mengangkat kisah sehingga memasang foto dari dokumentasi mempelai karena tak punya jepretan sendiri.

View this post on Instagram

A post shared by Tercyduck Aceh Official | TCDK (@tercyduck.aceh)

Kompas mengutip mempelai pria, bahwa mereka tak menyangka busana pengantinnya menjadi viral di media sosial. Misalnya Kompas menindaklanjuti konten medsos berarti sudah melakukan pengayaan, dengan mewawancarai sejumlah narasumber, termasuk dari komunitas Hakka di Aceh.

Lalu adakah masalah, sepasang warga Aceh yang kebetulan keturunan Cina, berbusana Aceh? Liputan itu adalah versi panjang untuk jawaban dalam satu kata yaitu “tidak”.

“Kami merasa tidak ada salah juga, nih, kami coba pakai baju adat Teuku Umar, pahlawan nasional dari Aceh Barat,” kata Andriano.

Persoalan berikutnya setelah liputan berimbang adalah konteks dan tafsir. Kalau tak ada masalah kenapa diangkat?

Itu diskusi di halaman lain. Tetapi jika menyangkut keragaman isi Indonesia, yang disebut juga keberagamaan, soal Cina adalah topik yang tak pernah habis, dengan bingkai konotasi sesuai sudut pandang setiap penutur masalah.

Kalau kalimat saya barusan kurang jelas, baiklah saya pertegas: masih ada yang menempatkan warga keturunan Cina sebagai unsur asing, unsur luar, di Indonesia. Padahal bakmi, bakso, soto, nasi goreng, dan baju koko tak kita anggap asing.

Ini tak beda dari kaum penolak Anies Baswedan yang gemar mengangkat kata Yaman, dan secara diametral menempatkan keturunan orang Yaman, bahkan Arab, berhadapan dengan spirit NKRI.

Oh, Indonesia.

Andriano David (30) dan Desi Mandasari (28) berbusana pengantin Aceh

4 Comments

junianto Minggu 8 Oktober 2023 ~ 15.34 Reply

Aceh, ah, saya jadi ingat Nezar Patria, kawan lama dan mantan jurnalis asal Aceh yang sekarang Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika. Kawan lama, karena kami pernah bekerja bersama dalam satu kantor media di Palmerah, tahun 1999 atau 2000.atau setelahnya, sekaligus tinggal bareng dalam sebuah mes kantor di Palmerah juga.

Maaf, komentarnya enggak nyambung.

Pemilik Blog Minggu 8 Oktober 2023 ~ 17.49 Reply

Liat talk show Nezar di kanal Rhenald Kasali, Lik

junianto Minggu 8 Oktober 2023 ~ 19.09 Reply

Boten. Cuma seseksli baca postingan dia di IG dan FB.

Oh iya, Paman tahu ayah Nezar dulu wartawan Kompas?

Pemilik Blog Minggu 8 Oktober 2023 ~ 21.10

Wah saya malah baru denger ini

Tinggalkan Balasan