Foto sepeda dalam acara Orange Goes Green, di Erasmus Huis, Kuningan, Jaksel, ini langsung mengingatkan saya kepada gaya geometris Piet Mondrian (1872—1944), pelukis Negeri Belanda.
Jingga adalah warna nasional Belanda, kebetulan wangsa yang berkuasa adalah Oranje (baca: oranye, sudah lama diserap oleh bahasa Indonesia). Namun dalam keseharian, juga perdagangan daring, kata “orange” (Inggris; sering terdengar “orén”) — bukan “oranye” — lebih kerap tersebutkan. Jarang orang mengucapkan “jingga”.
Karya Mondrian berjejak aplikatif di mana-mana. Banyak benda didekorasi dengan pola garis dan bidang warna-warni itu. Beberapa tahun silam saya pernah membuat infografik tentang gaya Mondrian namun barusan saya cari belum ketemu.
Di Google Arts and Cultures, salah satu lukisan Mondrian terpampang, bisa dibuat kartu pos digital. Namun sayang penerapan umum latar gambar, secara otomatis, mengganggu mata. Karena yang dominan adalah merah, maka latarnya pun senada. Ini memang penyakit platform dan aplikasi: warna latar otomatis bisa kalah indah dari latar putih dan abu-abu.
Apakah Anda memiliki barang dengan dekorasi merujuk Mondrian? Di lokapasar ada sejumlah penjual, sejak poster hingga kaus. Untuk Vespa Mondrian, hingga kini saya belum pernah melihatnya di Indonesia. Demikian pula untuk VW Kodok. Untuk skuter putih Honda Scoopy dan Yamaha Fazzio tampaknya menarik.
5 Comments
Apakah saya punya barang dengan merujuk pada Mondrian? Tahu namanya saja baru sekarang, je.
#kupeng. Kurang pengetahuan.
Bisa bikin sendiri kok Lik. Misalnya stiker buat trail. 😇
Baiklah, Psman….
Owalah ini istilahnya “mondrian” ya. 🤔. Saya baru tahu Mas. Makasiy infonya ya Mas.
Btw sependapat tentang art warna ini, kurang elok dipandang mata, terlalu ramai dan ngejreng ehehe. Tapi kembali lagi ke selera ya Mas 😊🙏
Iya Mbak. Kalo ejaan lama Belanda menyebut Mondrian dengan dobel “a”.
Tema geometris dia memang ikonis makanya dulu dalam infografik saya cantumkan homage dari Yves Saint Laurent pada 1965 untuk Mondrian. Rok ini dimuseumkan.