Saya baru sadar, bolpoin gratisan yang akan saya gunakan ternyata ada lampu senternya. Dari seratus pengguna, berapa orangkah yang memanfaatkan? Pengecualian berlaku untuk anak SD dan SMP karena mereka suka iseng dalam kelas.
Sentolop mini bukan hal baru. Bahkan sebelum ada lampu LED, senter mini dengan bohlam halogen, disertai bohlam cadangan dalam tabung, sering menjadi penghuni tas dan sangat berguna. Merek yang tenar adalah Maglite dari Amrik.
Kini teknologi LED makin murah. Banyak benda kecil yang dilekati sentolop. Baterai kancing pun kian murah. Maka beraneka barang pun ada lampunya. Dari bolpoin, korek gas sekali pakai, sampai raket nyamuk.
Ada dua masalah. Pertama: apakah semua konsumen senantiasa membutuhkan sentolop sebagai pelengkap benda, padahal ponsel sudah menyediakan lampu senter?
Karena sebagian besar sentolop ekstra itu menggunakan baterai kancing sekali pakai, bagaimana dengan soal sampah baterai?
Kehidupan modern dengan konsumsi pelbagai produk murah meriah, padahal belum tentu dibutuhkan, ternyata menambah beban lingkungan. Belum lagi bodi plastiknya.
4 Comments
Betul sekali Mas. Saya setuju dengan poin dari sudut pandang lingkungannya. Ada saja Mas yg ditulis ehehe. Hal-hal kecil yang sifatnya ‘lewat saja’ bisa diangkat oleh Mas dan bikin jadi melek pembacanya.
Btw sudah lama tak silaturahmi di ‘rumah’ Mas Antyo. Dan sudah banyak banget tulisan barunya. Setiap hari bisa nulis 2 kali ya kayanya Mas ππ
Suwun Mbak Uril.
Saya nulis kalo lagi sempat saja. Dalam arti mood mendukung. Sebagian bertolak dari gambar, lalu sambil menulis itu pikiran saya ke mana-mana. πKadang cuma kesimpen di draf. Lalu saya hapus kalo udah numpuk. Ada juga yang saya teruskan, cuma satu kalimat, lalu saya terbitkan.
Saya kira saya aja yang ngerasa “Niy Mas Antyo rajin amat nulisnya” ehehe, ternyata tadi baca-baca komentar lain, juga banyak yang notice begitu ya Mas. Ehehe. Lanjoetkan. π
Mari. Eh suwun ππ