Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya meradang karena Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) malah memilih Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres untuk Anies Baswedan. Dalam siaran pers tiga halaman itu, kata “pengkhianatan” pun tiga kali disebut. Arahnya ke Surya Paloh si kapten KPP sekaligus juragan Nasdem maupun ke Anies.
Lebih menarik membahas siaran pers Demokrat. Adapun soal Cak Imin yang kemudian jadi Gus Imin, sejumlah survei menunjukkan elektabilitasnya di bawah Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tetapi ada satu hal menonjol dalam diri Cak Imin: sejak dulu dia memang ingin jadi wapres, siapa pun presidennya. Dia memosisikan diri sebagai Teh Botol Sosro: apapun makanannya, minumnya adalah….
Siaran pers Demokrat itu curcol nan baper: ekspresif, emosional. Ada empat poin, pada poin keempat berisi butir [a] sampai [l] — artinya ada 12 subpoin. Huruf [i] menyebut Capres Anies “lebih patuh” kepada Paloh. Lantas penutup pada huruf [l], dalam cetak tebal, tertulis “sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi”. Ya soal Cak Imin itu.
Dari siaran pers itu orang bisa heran, kenapa yang berpanjang lebar bukan pihak yang dituduh membelokkan setir bus? Ini seperti orang putus cinta: yang duluan berkisah lengkap adalah pihak yang ditinggalkan. Maka Paloh yang oleh Demokrat disebut melakukan fait accompli pun mendapat giliran serupa: harus menjelaskan, agak mengambang, dengan menyebut soal Cak Imin “belum terformalkan sedemikian rupa”.
Ehm, koalisi politik. Landasannya adalah kepentingan masing-masing pihak. Ingat koalisi ingat kuali: asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga. Kalau sudah jodoh tak lari ke mana. Lha kalau belum berjodoh?
Siaran pers itu juga mengungkit-ungkit ucapan Anies bahwa guru spiritual dan ibunya beberapa kali memintanya berpasangan dengan AHY sebagai cawapres (huruf [d]). Anies juga disebut mengajak AHY “menjemput takdir” (huruf [b]).
Halah koalisi. Mengingatkan saya pada koala. Di sebagian Australia meskipun ada kesempatan koala cuddling bagi turis, orang dilarang memiara satwa lucu itu. Koala adalah binatang liar nan soliter, bukan binatang jinak hasil domestikasi, yang mudah stres jika berdekatan dengan manusia. Stres pada koala memengaruhi kesehatan reproduksi.
Bagaimana menemukan koala di alam liar? Jangan mendongak menatap pohon eukaliptus karena orang akan sulit mengenali koala. Menurut laman Pemerintah Queensland, lihatlah ke bawah pohon. Tersebutkan, “Meskipun koala yang duduk di puncak pohon sulit dilihat, kotorannya di tanah cukup jelas terlihat.”